Labuan Bajo (ANTARA) - Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) Frans Teguh berharap Program Floratama Academy (FA) dapat menjadi salah satu pilar penting dalam pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif (ekraf) di Labuan Bajo Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT).
"Sekaligus menjadi sarana untuk meningkatkan kompetensi (sumber daya manusia) SDM bisnis dan pengembangan produk pariwisata dan ekraf," katanya dalam keterangan yang diterima di Labuan Bajo, Minggu, (2/6/2024).
Frans menjelaskan animo peserta program FA sejak 2021 lalu cukup tinggi, sehingga ia juga menginginkan penyelenggaraan program itu pada tahun 2024 bisa dilakukan lebih optimal.
"Saya berharap, bersama-sama kita bisa memperkuat produk dan meningkatkan kualitas dan layanan produk parekraf melalui rangkaian kegiatan Floratama Academy," katanya.
Program FA lanjut dia, merupakan rangkaian program inkubasi yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas pengusaha pariwisata dan ekraf yang mencakup 13 bidang pariwisata dan 17 subsektor ekraf di kawasan Floratama (Flores, Alor, Lembata dan Bima) yang berbasis people (masyarakat), planet (lingkungan), dan prosperity (kesejahteraan).
Evaluasi penyelenggaraan FA yang sudah berjalan selama tiga tahun terakhir ini sejak tahun 2021-2023 diselenggarakan di Kota Ruteng, Kabupaten Manggarai.
Evaluasi dilakukan sebelum pelaksanaan Kick Off Floratama Academy 2024 dengan tujuan untuk mengetahui kinerja program, keberhasilan dan tantangan, serta mendapat wawasan untuk peningkatan kualitas program.
Program FA 2024 merupakan program lanjutan untuk mencapai target pengembangan bisnis 25 unit usaha sekaligus upaya mendorong unit usaha parekraf kawasan Floratama untuk mengembangkan bisnis berbasis kearifan lokal dengan pemanfaatan sumber daya yang berkelanjutan.
Tahun 2024 ini akan ada tiga kategori dalam pembagian kelas FA yakni Kategori Seed bagi kelompok unit usaha baru, kategori Growth untuk kelompok unit usaha yang berkembang minimal selama 2 tahun, dan kategori Community Based untuk kelompok unit usaha berbasis masyarakat termasuk desa wisata dan homestay.
Kepala Divisi Investasi BPOLBF Jaques Marbun mengatakan evaluasi program FA dilaksanakan untuk menghimpun respon dari para pelaku ekraf yang sebelumnya menjadi peserta. Kegiatan Evaluasi ini juga dilakukan untuk mengidentifikasi pelaku ekraf potensial yang bisa dilibatkan di Parapuar.
"Kami ingin UMKM yang masuk dalam Parapuar ini adalah UMKM yang sudah terkurasi dan terstandarisasi pelayanan dan business plannya, dan produknya bisa dijamin," katanya.
Ia juga berharap para pelaku ekraf yang ada di Ruteng bisa berpartisipasi dalam program FA tahun 2024 ini.
"Target kami di tahun depan Parapuar sudah bisa beroperasi dan sudah bisa melibatkan pelaku UMKM Labuan Bajo dan Flores," katanya.
"Kami berterima kasih kepada BPOLBF untuk komitmennya terhadap pengembangan SDM bisnis di Kabupaten Manggarai," katanya.