Enam orang meninggal akibat DBD di Sumba Timur

id DBD

Enam orang meninggal akibat DBD di Sumba Timur

Seorang ibu menjaga anaknya yang terserang sakit demam berdarah dengue (DBD) di Puskesmas Pasir Panjang yang membuka Posko KLB DBD di Kota Kupang NTT, Selasa (29/01/19). (ANTARA Foto/Kornelis Kaha).

Sedikitnya enam orang di Sumba Timur dilaporkan meninggal akibat demam berdarah dengue (DBD) yang melanda wilayah timur Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur, tersebut.
Kupang (ANTARA News NTT) - Sedikitnya enam orang di Sumba Timur dilaporkan meninggal akibat demam berdarah dengue (DBD) yang melanda wilayah timur Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur, tersebut.

Kepala Dinas Kesehatan Sumba Timur, dr Chrisnawan Try Haryantara dihubungi Antara dari Kupang, Senin (11/2), mengatakan bahwa jumlah pasien yang meninggal itu sesuai data yang diterima pada Minggu (10/2).

"Saat ini yang meninggal dunia, khusus untuk di wilayah Sumba Timur mencapai enam orang," katanya ketika ditanya soal perkembangan kasus DBD di kabupaten itu.

Ia menyatakan, bahwa korban terakhir yang meninggal tersebut adalah seorang anak asal desa Melolo di Kecamatan Umalulu, sekitar 62 kilometer utara kota Waingapu, ibu kota Kabupaten Sumba Timur.

Sejak Januari hingga pertengahan Februari 2019, korban meninggal dunia akibat DBD di kabupaten itu memang terjadi peningkatan.

"Korban terakhir yang meninggal itu juga karena lambat dibawa ke RS Waingapu dalam kondisi Dengue Shock Syndrome (DSS) karena terlambat dibawa ke rumah sakit," jelasnya.

DSS ditandai dengan suhu tubuh di bawah normal, nadi dan tensi menurun, serta trombosit menurun drastis.

Baca juga: 32 warga Kupang Tengah terserang DBD

Ia mengatakan DBD tidak hanya menimbulkan korban meninggal dunia bertambah, tetapi jumlah pasien yang dirawat di RS Imanuel Waingapu, juga mengalami peningkatan yakni, dari 261 kasus pada pekan sebelumnya, naik menjadi 271 kasus dalam pekan ini.

Menurut Chrisnawan, semakin meningkatnya korban meninggal dan korban DBD yang dirawat akibat kurang maksimalnya kerja dari kegiatan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) yang tidak terlaksana dengan baik.

Kepala RS Imanuel Waingapu dr Danny Christian secara terpisah mengakui bahwa hingga saat ini jumlah pasien DBD di RS itu terus bertambah, rata-rata yang masuk dan dirawat antara 7 - 8 orang per hari.

Ia pun mengimbau agar masyarakat di kabupaten itu tetap menjaga kebersihan di lingkungan sekitar, agar kasus DBD itu tidak menambah korban jiwa lagi.

Dengan bertambahnya jumlah korban yang meninggal akibat DBD di Sumba Timur, maka jumlah pasien yang meninggal akibat DBD di NTT mencapai 17 orang.

Baca juga: Pemkot sudah lakukan pengasapan di 60 titik
Baca juga: Korban DBD di Kota Kupang sudah mencapai 305 kasus