Artikel - Inggris vs Belanda: Laga oktan tinggi antara dua kiblat sepak bola
Gaya bermain sepak bola Inggris tidak mengenal basa basi karena langsung mengumpan atau menyerang...
cara terbaik yang bisa dilakukan Southgate adalah meracik tim serangnya dengan lebih tepat, terlebih lawan yang mereka hadapi bukan tim yang hobi bertahan seperti tiga tim yang memasang formasi lima bek yang disebut Southgate.
Southgate bisa meniru cara Koeman yang mengembalikan Gakpo ke posisi alaminya sehingga membantu Belanda tampil lebih baik.
Jika itu dilakukan, maka Southgate bisa menggeser Foden ke tengah seperti biasa dia tempati di Manchester City, yang mungkin dengan cara itu ketumpulan lini depan Inggris teratasi, walau mungkin mengubah posisi Jude Bellingham yang tempil lumayan bagus sejauh ini.
Southgate juga bisa mengambil langkah besar dengan memasukkan sejak awal Luke Shaw sehingga sisi kiri permainan Inggris bisa lebih eksplosif. Tapi di sini, Belanda memiliki kolom kanan yang agresif yang diisi Denzel Dumfries, Jerdy Schouten dan Steven Bergwjin, yang bisa merusak sektor kiri Inggris.
Namun, Oranye sepertinya bakal menitik beratkan serangan di lajur kiri permainannya di mana Cody Gakpo beroperasi. Gakpo bakal mendapatkan sokongan dari Nathan Ake, untuk berduel dengan duet Kyle Walker dan Bukayo Saka yang menjadi pemain-pemain vital di kolom kanan permainan Three Lions.
Keempat pemain itu sudah sering berhadapan di Liga Inggris. Ake misalnya, sudah sering bertarung dengan Saka ketika Manchester City berhadapan dengan Arsenal.
Fakta ini membuat pertemuan Oranye dengan Three Lions terbilang unik, karena bisa menjadi pertemuan dengan cita rasa Liga Premier Inggris.
Tujuh dari 26 pemain yang dibawa Ronald Koeman ke Jerman, adalah pemain-pemain Belanda yang bermain di Liga Inggris.
Ini akan menjadi jaminan hadirnya pertandingan Piala Eropa dengan rasa Liga Inggris yang memiliki ciri khas bermain cepat dalam tempo tinggi.
Tak heran, meminjam kalimat bek Belanda dan Tottenham Hotspur, Micky van de Ven, laga ini bakal berlangsung dalam intensitas tinggi, dalam oktan tinggi.
Pertandingan ini juga akan bertambah seru karena mempertemukan dua kubu suporter paling bersemangat dan fanatik di Eropa.
Baca juga: Artikel - Laga Jerman vs Spanyol: Perjumpaan terlalu dini dua raja Piala Eropa
Jika Inggris memenangkan laga ini maka Three Lions akan menjajal final Piala Eropa kedua setelah Euro 2020. Sebaliknya, jika Belanda yang berjaya, maka Oranye akan merasakan lagi final Piala Eropa setelah 36 tahun lalu ketika mereka menjuarai Euro 1988.
Baca juga: Artikel - Garuda Muda mungkin perlu ubah formasi saat hadapi Irak
Yang pasti, mereka sudah ditunggu Spanyol yang sudah tiga kali menjuarai Piala Eropa, dalam final 15 Juli mendatang.
Baca juga: Di Grup C Piala Eropa : Panggung ujian berat penyerang nomor sembilan
Inggris belum pernah bertemu Spanyol baik dalam final Piala Dunia maupun Piala Eropa, sedangkan Belanda pernah bertemu Spanyol dalam final Piala Dunia 2010.
Southgate bisa meniru cara Koeman yang mengembalikan Gakpo ke posisi alaminya sehingga membantu Belanda tampil lebih baik.
Jika itu dilakukan, maka Southgate bisa menggeser Foden ke tengah seperti biasa dia tempati di Manchester City, yang mungkin dengan cara itu ketumpulan lini depan Inggris teratasi, walau mungkin mengubah posisi Jude Bellingham yang tempil lumayan bagus sejauh ini.
Southgate juga bisa mengambil langkah besar dengan memasukkan sejak awal Luke Shaw sehingga sisi kiri permainan Inggris bisa lebih eksplosif. Tapi di sini, Belanda memiliki kolom kanan yang agresif yang diisi Denzel Dumfries, Jerdy Schouten dan Steven Bergwjin, yang bisa merusak sektor kiri Inggris.
Namun, Oranye sepertinya bakal menitik beratkan serangan di lajur kiri permainannya di mana Cody Gakpo beroperasi. Gakpo bakal mendapatkan sokongan dari Nathan Ake, untuk berduel dengan duet Kyle Walker dan Bukayo Saka yang menjadi pemain-pemain vital di kolom kanan permainan Three Lions.
Keempat pemain itu sudah sering berhadapan di Liga Inggris. Ake misalnya, sudah sering bertarung dengan Saka ketika Manchester City berhadapan dengan Arsenal.
Fakta ini membuat pertemuan Oranye dengan Three Lions terbilang unik, karena bisa menjadi pertemuan dengan cita rasa Liga Premier Inggris.
Tujuh dari 26 pemain yang dibawa Ronald Koeman ke Jerman, adalah pemain-pemain Belanda yang bermain di Liga Inggris.
Ini akan menjadi jaminan hadirnya pertandingan Piala Eropa dengan rasa Liga Inggris yang memiliki ciri khas bermain cepat dalam tempo tinggi.
Tak heran, meminjam kalimat bek Belanda dan Tottenham Hotspur, Micky van de Ven, laga ini bakal berlangsung dalam intensitas tinggi, dalam oktan tinggi.
Pertandingan ini juga akan bertambah seru karena mempertemukan dua kubu suporter paling bersemangat dan fanatik di Eropa.
Baca juga: Artikel - Laga Jerman vs Spanyol: Perjumpaan terlalu dini dua raja Piala Eropa
Jika Inggris memenangkan laga ini maka Three Lions akan menjajal final Piala Eropa kedua setelah Euro 2020. Sebaliknya, jika Belanda yang berjaya, maka Oranye akan merasakan lagi final Piala Eropa setelah 36 tahun lalu ketika mereka menjuarai Euro 1988.
Baca juga: Artikel - Garuda Muda mungkin perlu ubah formasi saat hadapi Irak
Yang pasti, mereka sudah ditunggu Spanyol yang sudah tiga kali menjuarai Piala Eropa, dalam final 15 Juli mendatang.
Baca juga: Di Grup C Piala Eropa : Panggung ujian berat penyerang nomor sembilan
Inggris belum pernah bertemu Spanyol baik dalam final Piala Dunia maupun Piala Eropa, sedangkan Belanda pernah bertemu Spanyol dalam final Piala Dunia 2010.