Kupang (ANTARA) - Kepolisian Resor (Polres) Belu, Nusa Tenggara Timur telah menyiagakan 600 personel gabungan untuk menjaga keamanan di wilayah perbatasan Indonesia Timor Leste itu menjelang sidang dismissal Pilkada Kabupaten Belu di Mahkamah Konstitusi (MK).
"Kami baru saja selesai apel siaga dan ada kurang lebih 600 personel yang kami siagakan di sini," kata Kapolres Belu AKBP Benny Miniani Arief saat dihubungi dari Kupang, NTT, Rabu.
Dia mengatakan bahwa 600 personel tersebut merupakan personel gabungan, baik itu dari BKO Batalyon A Pelopor Brimob Polda NTT, Polres Belu, Kodim Belu dan Sat Pol PP.
Benny menjelaskan bahwa sejumlah personel itu dibagi tugasnya untuk menjaga sejumlah lokasi seperti kantor Bawaslu, Kantor KPU dan beberapa lokasi penting lainnya.
"Sudah dibagi tugas masing-masing, nanti kantor penyelenggara pilkada akan kami jaga ketat," ujar dia.
Dia menambahkan bahwa untuk menjaga keamanan di wilayah tersebut sejak Selasa (4/2) kemarin pihak keamanan setempat sudah melakukan patroli keamanan skala besar, untuk memastikan bahwa wilayah Kabupaten Belu aman dari berbagai gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat jelang sidang tersebut berlangsung.
Untuk diketahui sengketa Pilkada Belu melibatkan pasangan nomor urut dua Agustinus Taolin dan Yulianus Tai Bere sebagai Pemohon, yang menggugat pasangan nomor urut 1 Willybrodus Lay dan Vicente Hornai Gonsalve.
Gugatan ditujukan kepada wakil dari pasangan nomor urut 1 Vicente Hornai Gonsalve yang dinilai tidak jujur saat mendaftar ke KPU saat tahapan pendaftaran.
Vicente disebut sebagai mantan narapidana karena melarikan anak di bawah umur tanpa sepengetahuan orang tuanya.
Kapolres berharap agar seluruh masyarakat di Kabupaten Belu dapat bersama-sama menjaga Kamtibmas di wilayah tersebut agar wilayah perbatasan itu tetap kondusif.