Kupang (ANTARA) - Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid mengatakan bahwa saat ini cakupan layanan 4G di pemukiman di seluruh wilayah Nusa Tenggara Timur telah mencapai 98,59 persen dari total 22 Kabupaten Kota, dengan total 309 kecamatan, 327 kelurahan, dan 3.026 desa.
"Tetapi masih terdapat 1.051 km persegi wilayah di NTT yang belum terjangkau layanan 4G," katanya dalam keterangan yang diterima ANTARA di Kupang, Kamis.
Hal ini disampaikan saat menerima kunjungan Gubernur NTT Melki Laka Lena dan kepala daerah dari 22 Kabupaten Kota di Provinsi berbasis kepulauan itu.
Untuk mengatasi hal itu, pemerintah mempercepat pembangunan jaringan fiber optik agar masyarakat, terutama di daerah terpencil, dapat menikmati layanan digital yang lebih stabil dan cepat.
Pemerintah kata Meutya, ingin internet di NTT bukan hanya sekadar sinyal yang tersedia, tetapi benar-benar menjadi jembatan bagi masyarakat untuk mengakses layanan pendidikan, kesehatan, dan ekonomi digital.
Sebab konektivitas digital di NTT bukan sekadar memperluas jaringan, tetapi juga memastikan masyarakat dapat memanfaatkannya untuk meningkatkan kesejahteraan.
“Sebanyak 208 kecamatan di NTT masih belum terhubung dengan fiber optik. Ini bukan hanya soal infrastruktur, tetapi bagaimana kita memastikan setiap orang di NTT memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang di era digital,” tambah Meutya Hafid.
Oleh karena itu, kata dia, pihaknya segera mengundang seluruh operator untuk turun langsung ke NTT, mengevaluasi kondisi jaringan, dan mengambil langkah-langkah strategis.
"Jika sinyal lemah, kapasitas akan ditambah. Jika kekurangan BTS, kami akan percepat pembangunannya," ujarnya.
Menurut dia, infrastruktur digital yang kuat adalah kunci utama untuk meningkatkan literasi digital masyarakat NTT.
Kementerian Komdigi rencananya akan bekerja sama dengan pemerintah daerah dalam penyediaan lahan bagi pembangunan Base Transceiver Station (BTS) guna mempercepat akses internet hingga ke pelosok desa.
Digitalisasi tidak hanya soal membangun jaringan, tetapi juga tentang membangun pemahaman. Pemerintah ujar dia, harus memastikan masyarakat bisa memanfaatkan internet untuk hal-hal positif, seperti pendidikan, bisnis, dan layanan kesehatan, bukan hanya untuk hiburan.
"Contohnya, kami juga melihat komunitas digital anak muda di Kupang sebagai potensi besar. Mereka bisa menjadi motor penggerak literasi digital di NTT," tambahnya.
Selain pembangunan infrastruktur digital, Meutya juga merespons permintaan Gubernur Melki terkait dukungan CSR perusahaan teknologi dalam upaya penurunan angka stunting di NTT.
"Kami akan mengajak perusahaan digital untuk menyalurkan CSR mereka ke program kesehatan dan edukasi terkait stunting. Teknologi bisa dimanfaatkan untuk penyuluhan gizi berbasis digital, monitoring pertumbuhan anak, hingga distribusi bantuan secara lebih efektif," jelasnya.
Dirjen Infrastruktur Digital Kementerian Komdigi, Wayan Toni Supriyanto, menambahkan bahwa kementeriannya siap berkoordinasi dengan pemerintah daerah agar inisiatif ini berjalan lancar.
"Kami ingin memastikan semua bantuan, baik dari sisi teknologi maupun sosial, benar-benar sampai dan memberikan dampak nyata bagi masyarakat NTT," ujar Wayan.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Menkomdigi sebut cakupan layanan jaringan 4G di NTT capai 98,59 persen