Kupang (ANTARA) - Direktorat Polisi Perairan dan Udara (Polairud) Polda Nusa Tenggara Timur membentuk Bhabinkamtibmas perairan untuk mengedukasi masyarakat pesisir terkait bahaya bom ikan di laut.
Direktur Polairud Polda Nusa Tenggara Timur Kombes Pol Irwan Deffi Nasution kepada wartawan di Kupang, Jumat, mengatakan bahwa Bhabinkamtibmas perairan tersebut sudah berjalan kurang lebih satu tahun.
"Program ini sudah dibentuk sejak Maret 2024 tiga bulan setelah saya menjabat sebagai Dirpolairud Polda NTT," katanya.
Saat ini, ujar dia, baru sekitar 10 daerah pesisir yang dibentuk Bhanbinkamtibmasnya, seperti di Kota Kupang terdapat di Namosaian, Oesapa serta beberapa daerah lain.
Menurut Irwan, program ini dibentuk sebagai upaya untuk mengedukasi dan pembinaan terhadap masyarakat pesisir terkait bahaya penggunaan bahan peledak (handak) atau bom ikan serta keselamatan.
Dia menamnahkan tujuan utama dari program tersebut yakni untuk menjangkau masyarakat pesisir yang selama ini sulit dijangkau dalam upaya menyosialisasi hukum dan keselamatan melaut.
Menurut dia, pihaknya dibekali dengan pemahaman serta arahan untuk memberikan imbauan secara langsung kepada masyarakat, terutama terkait bahaya penggunaan bahan peledak (handak) atau bom ikan yang merusak ekosistem laut.
Baca juga: Dua nelayan di Sikka ditangkap karena menggunakan bom ikan
Baca juga: Polairud Polda NTT bantu bersihkan rumah korban banjir rob
Dia menambahkan bahwa Bhabinkamtibmas perairan itu dibentuk dari 240 personel Direktorat Polairud Polda NTT yang ada di NTT.
‘Mereka (Bhabinkatibmas Periaran, Red) kami tempatkan di kawasan pesisir yang memang rawan terjadi bom ikan,” ujar dia.
Dia mengatakan jika di darat ada Bhabinkamtibmas untuk menjaga keamanan di darat, maka di laut ada juga Bhabinkamtibmas yang bertugas menjaga perairan.
Setelah satu tahun lebih terbentuk, beberapa kendala yang dihadapi oleh para Bhabinkamtibmas perairan adalah dalam hal memberikan imbauan terkait keselamatan dalam berlayar.
“Biasanya kalau musim hujan, cuaca buruk, beberapa nelayan justru tetap melaut walaupun sudah diberikan pemahaman tentang bahaya melaut,” ujar dia.
Dia juga mengatakan bahwa kehadiran Bhabinkamtibmas perairan selain memberikan edukasi, kehadiran mereka juga untuk mendorong keterlibatan aktif para nelayan sebagai sumber informasi lapangan.
“Kita berharap agar program itu mampu menumbuhkan kesadaran hukum dan keselamatan di kalangan masyarakat pesisir serta mengurangi praktek penangkapan secara ilegal,” ujar dia.