Kupang (ANTARA) - Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto mengutus Komandan Korem 161/Wira Sakti Brigjen TNI Joao Xavier Barreto Nunes untuk menghadiri Upacara Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-23 Kemerdekaan Republik Demokratik Timor Leste (RDTL)d i Largo Istana Presiden Nicolau Lobato Dili, Selasa (20/5).
"Karena beliau-beliau ada halangan di Jakarta, akhirnya saya mewakili mereka semua, sekali lagi saya mengapresiasi atas undangan ini," kata Danrem dalam keterangan yang diterima di Kupang, Selasa malam.
Sebagai perwakilan dari TNI Danrem mengatakan bahwa baik Indonesia dan Timor Leste selama ini sudah menjalin hubungan yang baik.
Walaupun riak riak kecil, namun menurut komandan berbintang satu itu tidak terlalu masalah, karena menurutnya jika ada riak ada tantangan dan itulah yang dicari yakni duduk bersama untuk mencari solusi bersama.
Lebih lanjut Danrem 161/Wira Sakti menyampaikan bahwa beberapa waktu yang lalu tentara Timor Leste sudah belajar di Kodim 1604/Kupang tentang masalah air.
Dia berharap kerja sama itu tetap berjalan sehingga hubungan kedua negara khususnya militer terjalin dengan baik.
Danrem 161/Wira Sakti berharap untuk perekonomian Timor Leste harus semakin maju, kehidupan ekonomi, Sosial Budaya termasuk keamanan lebih damai di hari Kemerdekaannya tersebut.
"Saya sebagai komandan pengamanan perbatasan,berharap banyak untuk kerja sama kedua negara ini, baik di perbatasan Indonesia yang dijaga oleh TNI dan perbatasan Timor Leste dijaga oleh Polisi Timor Leste," ujar dia.
Orang nomor satu di Korem 161/Wira Sakti itu berharap agar Presiden Jose Ramos Horta dan Xanana Gusmao mendorong adanya kerja sama dalam hal pos pengamanan bersama. Dimana di dalam pos tersebut ada gabungan antara TNI Indonesia dan Timor Leste.
Presiden Republik Demokratik Timor Leste (RDTL) Jose Ramos Horta pada sambutannya tentang rekonsiliasi mengharapkan agar warga Timor Leste dan masyarakat eks Timor Timur yang memilih Indonesia tetap menjalin keakraban karena baik yang ada di Timor Leste dan Indonesia masih bersaudara.
"Hanya karena situasi perang kala itu dan saat ini sajalah akhirnya harus berpisah, tetai pada dasarnya tetap saudara selamanya," ujarnya.
Selanjutnya pada kesempatan tersebut juga Danrem 161/WS berbincang banyak dengan Presiden RDTL terkait masalah perbatasan Indonesia Timor Leste di Naktuka dan Citrana.
Danrem berharap masalah ini diselesaikan secara adat antar kedua negara dengan menghadirkan tokoh-tokoh adat serta masyarakat dan agama dari kedua belah pihak.