Kupang (ANTARA) - Kantor Staf Presiden (KSP) terus mengawal persiapan hingga pelaksanaan Sekolah Garuda di Soe, Ibu Kota Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dan lokasi lainnya di Indonesia, agar semuanya dapat berjalan sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto.
"Ini salah satu dari Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) yang kami (KSP) kawal," kata Pelaksana Tugas (Plt) Deputi III KSP Syska Hutagalung, pada momentum penyerahan sertifikat tanah untuk dibangun SMA Unggul Garuda di Soe Kabupaten TTS, Selasa.
Pemerintah Kabupaten TTS telah menghibahkan 20 hektare lebih tanah yang terletak di Kelurahan Karang Siri, Kecamatan Kota Soe, untuk pembangunan baru Sekolah Garuda.
Pada momentum peninjauan lokasi, Pemkab TTS menyerahkan sertifikat Hak Pakai tanah seluas 20,06 hektare milik pemda kepada Kementerian Dikti Saintek, yang diserahkan oleh Bupati TTS Eduard M Lioe kepada Gubernur NTT Emanuel Melkiades Laka Lena kemudian diteruskan ke Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Wamendiktisaintek) Prof Stella Christie Ph.D.
Ikut diserahkan akta hibah tanah tanpa jangka waktu pemakaian, sebagai dokumen perkuatan proses hibah aset daerah.
Syska mengatakan tugas KSP ada tiga, pertama memastikan penyelesaian masalah jika di program Presiden ada masalah, kedua memastikan integrasi dan sinkronisasi semua kementerian/lembaga dan daerah terkait, dan ketiga yakni percepatan.
Ia pun menegaskan bahwa tidak ada satu pun program Presiden yang hanya dikerjakan oleh satu kementerian.
Setidaknya ada 19 kementerian/lembaga yang dilibatkan untuk membantu melaksanakan apa yang dimandatkan ke Kementerian Dikti Saintek terkait Sekolah Garuda.
"Kenapa kami turun bersama-sama ke Soe, karena ini satu dari PHTC yang kami kawal," ujarnya.
Pihak KSP yang selama ini terlibat aktif dalam memperlancar persiapan pelaksanaan Sekolah Garuda itu kemudian menggelar peninjauan lokasi, bersama pihak terkait.
Ikut dalam rombongan Wamendiktisaintek Prof Stella Christie Ph.D, dan Anggota Komisi X DPR RI daerah pemilihan NTT Anita Jakoba. Mereka didampingi Gubernur NTT Emanuel Melkiades Laka Lena, dan Bupati TTS Eduard M Lioe, serta sejumlah pejabat pemda.
Pada lokasi seluas 20,06 hektare itu akan dimanfaatkan terlebih dahulu dua hektare untuk pembangunan gedung dan infrastruktur pendukung.
Berbagai proses terkait pembangunan Sekolah Garuda itu sudah dimulai, dan ditargetkan rampung pada Juni 2026, sehingga tahun ajaran baru 2026-2027 dapat dimulai.
Nantinya tahun pertama pembelajaran Sekolah Garuda di Soe itu akan menampung 160 orang siswa-siswi yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia dengan pola sekolah berasrama.

Prof Stella Christie menyebut dukungan anggaran untuk pembangunan gedung sekolah dan infrastruktur pendukung Sekolah Garuda itu sekitar Rp233 miliar untuk satu sekolah.
"Tahun ini akan dibangun empat Sekolah Garuda baru bagi daerah yang belum punya termasuk di Soe, dan membina sekolah yang berpotensi namun belum optimal," ujarnya.
Menurut Stella, dana ratusan miliar per sekolah itu belum termasuk dana operasional yang dialokasikan tahun depan atau setelah Sekolah Garuda itu terbangun.
Sementara target dimulainya pembangunan gedung sekolah dan infrastruktur pendukungnya diperkirakan Oktober tahun ini, namun menurut Stella hal itu sangat tergantung dukungan pemerintah daerah mengingat banyak hal yang harus diselesaikan sebelum groundbreaking.
"Tahun ini ada dana Rp1 triliun lebih untuk capex (capital expenditure) empat Sekolah Garuda itu saja. Tahun depan ada dana operasionalnya," ujarnya di hadapan Gubernur NTT, Bupati TTS, dan pejabat lainnya.