Kupang (ANTARA) - PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) kembali mencatat hasil positif melalui program Agrosolution, yang berhasil meningkatkan produktivitas panen perbenihan kentang di Desa Sajang, Kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, hingga 26 persen dibanding sebelumnya.
Direktur Pengembangan Pupuk Kaltim Mohamad Agung dalam keterangan yang diterima di Kupang, Kamis malam mengatakan, hasil panen kentang kini mencapai 19 ton per hektare, meningkat dari sebelumnya 17 ton per hektare, dengan kualitas umbi yang sangat baik untuk dijadikan benih.
“Nilai ekonomi yang diterima petani juga melonjak hingga Rp115 juta per musim tanam,” katanya.
Dia mengatakan komitmen itu diwujudkan melalui program agrosolution, sebuah model kemitraan pertanian terpadu yang menghubungkan berbagai pemangku kepentingan dari hulu hingga hilir.
Agung menjelaskan, Sembalun memiliki potensi besar di sektor hortikultura, khususnya kentang dan bawang putih, dengan karakter tanah dan iklim yang mendukung.
Namun, untuk komoditas kentang industri, sekitar 100 persen benih masih bergantung pada impor, sehingga pengembangan perbenihan lokal menjadi langkah strategis untuk memperkuat kemandirian pertanian nasional.
Program Agrosolution di Sembalun melibatkan 76 petani dengan luas tanam 100 hektare, serta potensi pengembangan hingga 250 hektare.
Pelaksanaannya melibatkan sinergi antara Pupuk Kaltim, Kementerian Pertanian, Pemerintah Kabupaten Lombok Timur, PT AIMS sebagai penyedia benih, PT Calbee Wings Food sebagai offtaker, serta Mitra Integrator Pupuk Kaltim yang memastikan ketersediaan pupuk bagi petani.
“Sinergi ini menjadi salah satu keunggulan Agrosolution. Tidak hanya hasil pertanian yang kita pacu, tetapi juga kesejahteraan petani yang meningkat,” tambah Agung.
Wakil Bupati Lombok Timur Muhammad Edwin Hadiwijaya mengapresiasi kontribusi Pupuk Kaltim dalam mengembangkan kentang industri di Sembalun, yang dikenal sebagai sentra hortikultura di NTB.
Ia menyebut pengembangan ini berpotensi mengembalikan kejayaan sektor pertanian Sembalun, sebagaimana masa keemasan bawang putih di era 1980–1990-an.
“Apalagi Kabupaten Lombok Timur ini 27 persen PDRB-nya dari sektor pertanian. Kami berharap besar pengembangan kentang industri ini akan berhasil,” kata Edwin.
Ia menambahkan, Pemkab berkomitmen menjaga lahan pertanian dari alih fungsi menjadi kawasan wisata melalui penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Daerah (RDTR).
Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian, Muhammad Agung Sanusi, menilai langkah Pupuk Kaltim tepat sasaran.
Ia mengungkapkan kebutuhan kentang industri nasional mencapai 140–150 ribu ton per tahun, sementara pasokan lokal baru terpenuhi 50–60 ribu ton, sehingga Indonesia masih mengimpor sekitar 81 ribu ton kentang industri setiap tahun.
“Dengan Agrosolution Pupuk Kaltim, pengembangan kentang industri di Sembalun sangat potensial untuk mengurangi ketergantungan impor. Produktivitas petani di sini mencapai 25 ton per hektare, jauh di atas rata-rata nasional,” ujar Sanusi.

