Parpol di NTT hadapi konsekuensi serius

id Parpol

Parpol di NTT hadapi konsekuensi serius

Capres Nomor Urut 01 Joko Widodo didampingi sejumlah pimpinan partai politik pendukung di Nusa Tenggara Timur saat melakukan orasi politik dalam kampanye akbar di Lapangan Sitarda Lasiana Kupang, pada Senin, 8 April 2019. (ANTARA FOTO/Bernadus Tokan)

Partai politik pendukung capres-cawapres Joko Widodo-Ma'ruf Amin di Nusa Tenggara Timur menghadapi konsekuensi serius terkait target kemenangan 80 persen suara di daerah ini.
Kupang (ANTARA) - Pengamat Politik dari Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang Dr Laurensius Sayrani, mengatakan partai politik pendukung capres-cawapres Joko Widodo-Ma'ruf Amin di Nusa Tenggara Timur menghadapi konsekuensi serius terkait target kemenangan 80 persen suara di daerah ini.

"Seluruh partai politik pendukung di NTT menghadapi konsekuensi serius untuk merealisasikannya ketika Jokowi sudah secara terbuka mengatakan target kemenangan 80 persen suara," katanya kepada Antara di Kupang, Selasa (9/4).

Ia mengemukakan hal itu berkaitan dengan target Capres Joko Widodo untuk meraih 80 persen suara dalam Pemilu Presiden 17 April 2019 mendatang di NTT.

Pada kampanye rapat umum di Lapangan Sitarda Kota Kupang, Capres Jokowi mengharapkan, NTT bisa menyumbangkan minimal 80 persen suara untuk pasangan Capres-Cawapres 01 Jokowi-Amin.

Menurut Laurensius, meskipun target kemenangan ini memiliki konsekuensi serius namun kerja partai politik pendukung Jokowi-Amin tidak terlalu sulit di NTT. 

Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Undana itu mengemukakan, sejumlah aspek pendukung yang memudahkan kerja partai pendukung seperti popularitas Jokowi yang sudah cukup akrab dengan masyarakat di NTT.

Baca juga: Gara-gara tidak menyerahkan LADK, enam parpol dilarang ikut Pemilu 2019

Secara psikologis, lanjutnya, Jokowi  dinilai sebagai pemimpin yang memiliki kepedulian tinggi terhadap NTT yang direpresentasikan dengan intensitas kunjungannya sebanyak delapan kali.

"Secara politik memang intensitas kunjungan ini semestinya bisa memberikan bonus politik dalam mendulang banyak suara suara," katanya.

Ia mengatakan, selain itu, partai-partai pendukung Jokowi-Amin, secara tradisional juga merupakan partai besar di NTT seperti PDI-Perjuangan, Golkar, maupun NasDem yang menjadi representasi kekuatan eksekutif terutama gubernur.

Menurutnya, namun sejumlah keunggulan yang menjadi modal politik tersebut perlu diikuti dengan kerja-kerja penggalangan yang masif dari partai politik.

"Jadi ada ujian serius, kalau ini tidak dilakukan maka justeru bisa menjadi bumerang yang keuntungan bisa diambil pasangan Prabowo-Sandi dan partai pendukungnya," ujar Sayrani.

Baca juga: Parpol pengusung Jokowi-Ma`ruf di NTT sangat solid
Baca juga: Pengamat: Hubungan parpol-mahasiswa seperti rel kereta