Bantuan sapi perah untuk atasi kekerdilan di Timor Tengah Utara

id ternak sapi

Bantuan sapi perah untuk atasi kekerdilan di Timor Tengah Utara

Sekawanan ternak sapi liar berada di kawasan jalan lintas Nasional Medan-Banda Aceh, Desa Kuala Meurisi, Kecamatan Krueng Sabee, Aceh Jaya, Aceh. (ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas/hp)

Pemerintah Timor Tengah Utara (TTU) menyalurkan bantuan sapi perah kepada 80 desa di wilayah itu sebagai salah satu upaya dalam mengatasi kasus kekerdilan (stunting) di daerah yang berbatasan dengan Distrik Oecusse, Timor Leste itu.
Kupang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) menyalurkan bantuan sapi perah kepada 80 desa yang berbatasan dengan wilayah kantung (enclave) Timor Leste, Oecusse sebagai salah satu upaya dalam mengatasi kasus kekerdilan (stunting) di salah satu wilayah dalam Provinsi Nusa Tenggara Timur itu.

"Kami telah memberikan bantuan sapi perah kepada kelompok masyarakat di 80 desa di TTU, sehingga anak-anak di desa itu bisa mendapat asupan susu segar dalam pemenuhan asupan gizi sehingga proses pertumbuhan anak menjadi lebih baik," kata Wakil Bupati Timor Tengah Utara Aloysius Kobes kepada wartawan di Kupang, Rabu (26/6).

Aloysius Kobes mengatakan hal itu terkait upaya pemerintah dalam mengendalikan laju pertumbuhan penderita stunting yang ditemukan di 80 desa di Kabupaten Timor Tengah Utara, wilayah yang berbatasan langsung dengan Distrik Oecusse, Timor Leste.

Menurut dia, bantuan sapi perah sudah dilakukan pemerintah sejak tahun 2018 kepada masyarakat yang telah membentuk kelompok sebagai sasaran penerima bantuan bergulir itu.

Ia menjelaskan, bantuan sapi perah kepada masyarakat desa sangat penting karena masyarakat di desa-desa di kawasan pedalaman mudah mendapatkan susu sapi segar untuk kebutuhan gizi anak.

"Masyarakat tidak perlu harus mencari susu segar ke kota tetapi sudah bisa diperoleh di desa setempat melalui bantuan sapi perah yang diberikan pemerintah," tegas Aloysius Kobes.

Ia mengatakan asupan susu sapi segar tidak hanya diberikan kepada anak-anak yang sedang dalam proses pertumbuhan, tetapi juga kepada ibu hamil untuk memperbaiki kebutuhan gizi dalam kandungannya.

"Kami juga mendorong para kepala desa agar memanfaatkan sebagian dana desa untuk pemberdayaan ekonomi, seperti usaha peternakan ayam dan sapi untuk memperbaiki gizi keluarga," demikian Aloysius Kobes. 
Ternak sapi. (ANTARA FOTO/ist)