Rp8,7 miliar untuk kembangkan tujuh kawasan wisata di NTT

id Pantai Liman

Rp8,7 miliar untuk kembangkan tujuh kawasan wisata di NTT

Wisatawan yang berwisata di Pantai Liman, Kecamatan Semau Selatan, Pulau Semau, Kabupaten Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur. (ANTARA FOTO/Aloysius Lewokeda)

Pemprov Nusa Tenggara Timur mengalokasikan anggaran sekitar Rp8,7 miliar untuk mengembangkan tujuh kawasan wisata baru sebagai destinasi unggulan yang menyebar di provinsi berbasis kepulauan itu.
Kupang (ANTARA) - Pemprov Nusa Tenggara Timur mengalokasikan anggaran sekitar Rp8,7 miliar untuk mengembangkan tujuh kawasan wisata baru sebagai destinasi unggulan yang menyebar di provinsi berbasis kepulauan itu.

“Anggaran sekitar Rp8,7 miliar akan digunakan untuk membangun sejumlah fasilitas pendukung di tujuh kawasan wisata seperti penginapan, restoran, dan lopo-lopo (rumah adat-red),” kata Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi NTT Wayan Darmawa kepada ANTARA di Kupang, Kamis (1/8).

Tujuh kawasan wisata yang dikembangkan di antaranya, Pantai Liman di Kabupaten Kupang, Perairan Mulut Seribu di Kabupaten Rote Ndao, Fatumnasi di Kabupaten Timor Tengah Selatan.

Selain itu, Wolwal di Kabupaten Alor, Koanara di Kabupaten Ende, Praimadita di Kabupaten Sumba Timur, dan kawasan Lamalera di Kabupaten Lembata. “Masing-masing kawasan wisata ini dialokasikan dana sekitar Rp1,25 miliar untuk pembangunan berbagai fasilitas pendukung,” katanya.
Pengunjung bermain di pingiran pantai Liman, Pulau Semau, Kabupaten Kupang, NTT, Sabtu, (10/9/2016). (ANTARA FOTO/Kornelis Kaha)
Dijelaskannya, alokasi anggaran ini sebagai realisasi program pembangunan pariwisata berbasiskan masyarakat yang telah dicanangkan pemerintah provinsi.

Wayan mengatakan, pihaknya juga telah menandatangani perjanjian kerja sama bersama perwakilan kelompok masyarakat dan pemerintah desa dari masing-masing kawasan wisata tersebut.

Ia menambahkan, ketujuh objek wisata tersebut akan menjadi wisata penyangga yang baru sekaligus sebagai destinasi wisata unggulan di kabupaten setempat.

“Terkait pengerjaannya akan dimulai tahun 2019 ini dan kita harapkan bisa berjalan lancar sehingga kawasan wisata tersebut bisa tampil dengan wajah baru yang mampu menarik minat kunjungan wisatawan,” katanya.