Kupang (ANTARA) - Perum Bulog Divre Nusa Tenggara Timur hingga saat ini telah menyerap 2.284.800 kg beras dari para petani di provinsi berbasis kepulauan itu dari target penyerapan 6.246.000 kg dalam tahun 2019.
"Hingga saat ini prosentase penyerapan beras petani di NTT baru mencapai 36,58 persen dari target 6.246.000 kg," kata Kepala Divisi Regional Bulog NTT Eko Pranoto kepada ANTARA di Kupang, Rabu (4/9), terkait penyerapan beras petani NTT sejak Januari hingga September 2019.
Ia mengatakan penyerapan beras petani yang belum mencapai target tersebut akibat produksi padi di berbagai daerah turun drastis. "Ini dampak dari kekeringan ekstrem yang melanda NTT dalam beberapa bulan terakhir," ujar dia.
Selain itu, serapan beras dari para petani juga semakin berkurang karena harga beras di tingkat petani juga sudah mencapai Rp8.030 perkilogram. Harga tersebut jika dibandingkan dengan harga pembelian pemerintah (HPP) maka lebih tinggi harga di tingkat petani, karena HPP hanya mencapai Rp7.300 per kilogram.
Namun, pihaknya tetap optimis target yang diharapkan oleh pemerintah ke Bulog Divre NTT itu tercapai untuk tahun 2019 ini. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah merilis 44 wilayah di NTT mengalami kekeringan ekstrem yang bisa berdampak terhadap turunnya produksi sejumlah tanaman pangan di NTT.