Pemerintah NTT Segera Bahas Masalah Tom-PLN

id pltu pln

Kupang (Antara NTT) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) akan menggelar rapat koordinasi pada Selasa (4/12) untuk menyelesaikan masalah PT TOM dengan PT PLN Wilayah NTT agar pengoperasian PLTU Bolok tidak terhambat.

"Kami sudah jadwalkan pertemuan pada Selasa (4/12). Pertemuan ini diharapkan bisa menyelesaikan masalah ini agar tidak menghambat pengoperasian PLTU Bolok," kata Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah Provinsi NTT Thobias Uly, di Kupang, Senin.

Dia mengemukakan hal itu terkait permintaan PT PLN Wilayah Nusa Tenggara Timur agar pemerintah segera menyelesaikan masalah titik koordinat dengan PT TOM sehingga tidak mengganggu akses ke Dermaga PLTU.

"Kita akan segera menggelar rapat koordinasi untuk menyelesaikan masalah ini. Dua-dua adalah investasi, sehingga kita harus bisa menyelesaikan dengan baik," katanya.

Humas PT PLN Wilayah Nusa Tenggara Timur Paul Bolla mengatakan, PLN sudah mengirim surat kepada Pemerintah Provinsi NTT untuk minta agar proses penyelesaian masalah dengan PT TOM lebih dipercepat.

Hal ini karena rencana uji coba pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Kawasan Industeri (KI) Bolok, Kupang, mengalami penundaan karena pasokan batu bara terhambat usaha mutiara.

"Rencana uji coba akhir November, tetapi belum bisa dilaksanakan karena kapal tongkang yang mengangkut batu bara belum bisa merapat di Dermaga PLTU Bolok untuk membongkar muatan," kata Paul Bolla.

Menurut dia, saat ini, kapal tongkang yang membawa batu bara sudah berlabuh di Tenau Kupang, tetapi belum bisa bongkar muatannya di Dermaga PLTU Bolok, karena PT TOM belum juga menggeser usaha mutiaranya ke titik koordinat sesuai izinnya.

Lokasi Dermaga PLTU Bolok, kata dia, masih tertutup jaring mutiara milik perusahan Jepang itu, sehingga tidak bisa dilewati kapal.

"Jadi cepat atau lambat pengoperasian PLTU Bolok sangat tergantung pada Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur dalam melakukan komunikasi dengan PT TOM agar lokasi usaha mutiara di Bolok bisa segera disesuaikan kembali," katanya.

Proyek PLTU Bolok dengan total kapasitas 2 x 16,5 MW ini termasuk bagian dari proyek PLTU 10.000 MW tahap 1 untuk memperkuat kelistrikan di pulau Timor.

Saat ini kelistrikan di NTT termasuk pulau Timor masih mengandalkan PLTD berbahan bakar minyak yang biayanya mahal.

Kehadiran PLTU Bolok, Kupang ini juga akan sangat signifikan menurunkan biaya produksi karena beberapa PLTD akan bisa diistirahatkan.

Saat ini beban puncak di seluruh NTT sebesar 117 MW terdiri dari 18 sistem kelistrikan dan beban puncak di pulau Timor sekitar 59 MW yang terdiri dari empat sistem kelistrikan yang terpisah-pisah.

Dengan hadirnya PLTU ini nantinya sistem kelistrikan di pulau Timor bisa diinterkoneksikan menjadi satu sistem yang terintegrasi sehingga dapat meningkatkan mutu dan keandalan pasokan listrik.

Biaya investasi untuk pembangunan PLTU yang berlokasi di desa Bolok kabupaten Kupang ini sebesar Rp450 miliar bersumber dari anggaran PLN.

Kebutuhan batubara PLTU Bolok sebesar 19 juta ton per tahun dan akan dipasok dari Kalimantan.