Kupang (ANTARA) - Sebanyak 70-an truk yang mengangkut bahan sembako dan barang kebutuhan pokok masyarakat lainnya, memilih jalan untuk bertahan di Pelabuhan Penyeberangan Bolok, Kupang Barat, karena tak bisa menyeberang ke berbagai pulau di NTT akibat cuaca buruk.
"Kurang lebih 70-an lah truk-truk yang ada di sini, kami masih menunggu untuk menyeberang ke pulau-pulau untuk mendistribusikan kebutuhan pokok," kata Imron, seorang pengemudi truk ekspedisi tujuan Rote kepada Antara di Bolok, Kupang, Senin (13/1).
Ia mengaku bahwa puluhan truk itu tertahan di pelabuhan sudah hampir dua pekan semenjak ada pengumuman bahwa kapal ferry tak bisa berlayar karena buruknya cuaca di wilayah perairan NTT.
Imron mengatakan truknya sendiri membawa sejumlah barang kebutuhan pokok seperti beras, terigu dan kebutuhan pokok lainnya untuk diditribusikan ke Pulau Rote, sekitar 40 mil dari Kupang.
Selain itu ia juga membawa sejumlah barang bangunan yang dibeli di Kupang untuk didistribusikan ke Pulau Rote yang merupakan gerbang terselatan Indonesia bagi negeri Kanguru, Australia.
"Waktu awal Januari saya ke pelabuhan ini baru ada sekitar 10 mobil truk, tetapi sampai dengan hari ini bisa dibilang sudah mencapai 70-an truk, baik ekspedisi maupun truk biasa yang membawa kebutuhan pokok," ujarnya.
Romanus mengaku barang-barang yang dimuat di truknya adalah tiang-tiang listrik milik PLN yang akan didistribusikan ke Kabupaten Alor. Ia mengaku kurang lebih ada tiga atau empat truk yang menuju ke Alor.
Romanus pun mengaku mengerti dengan keadaan cuaca seperti saat ini. Oeh karena itu ia hanya berharap agar cuaca di perairan NTT segera pulih kembali sehingga pendistribusian kebutuhan pokok juga bisa lancar kembali.
Pantauan Antara selain truk yang membawa kebutuhan pokok ke wilayah lain di NTT, ada juga sejumlah truk yang membawa kebutuhan pokok dari Pulau Timor untuk didistribusikan ke Pulau Jawa.
Sebelumnya Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) NTT memperkirakan bahwa cuaca ekstrem akan melanda perairan di NTT sampai dengan 15 Januari 2020.
Oleh karena itu, BMKG mengimbau sejumlah operator kapal untuk tidak beraktivitas atau berlayar selama beberapa pekan ke depan.