Penggunaan fogging dibatasi dalam mencegah DBD di Lembata

id Penyakit DBD

Penggunaan fogging dibatasi dalam mencegah DBD di Lembata

Ilustrasi kegiatan fogging atau pengasapan (ANTARA FOTO/Benny Jahang).

“Penggunaan fogging memang kami batasi karena tidak efektif membunuh semua sarang berkembangbiaknya nyamuk penyebab DBD,” kata Wakil Bupatu Lembata, Thomas Ola Langoday..

Kupang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur membatasi penggunaan metode fogging (pengasapan) dalam mengatasi penyakit Demam Berdarah Dangue (DBD) yang sedang menyerang masyarakat di Pulau Lembata itu.

“Penggunaan fogging memang kami batasi karena tidak efektif membunuh semua sarang berkembangbiaknya nyamuk penyebab DBD,” kata Wakil Bupatu Lembata, Thomas Ola Langoday ketika dihubungi Antara dari Kupang, Jumat (24/1).

Dia mengatakan, upaya fogging tetap dilakukan tetapi terbatas pada titik-titik tertentu saja karena metode ini hanya mampu memberantas induk nyamuk, sedang banyak jentik masih hidup..

Karena itu selain fogging, lanjut dia, cara lain juga dengan kearifan lokal seperti menabur daun mimba pada genangan-genangan air maupun menanam serai merah di sekitar lingkungan sebagai upaya pencegahan.

“Termasuk kami mengimbau di setiap rumah tangga agar bisa berkorban membeli pelembab tubuh anti nyamuk untuk anak-anak karena mereka lebih banyak diserang DBD,” katanya.

Petugas melakukan "fogging" atau pengasapan untuk membasmi nyamuk Aedes Aegypti dewasa agar dapat mengurangi resiko penyakit demam berdarah dengue (DBD). (ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho/pras).

Dia menyebutkan, hingga Rabu (22/1) tercatat sudah 55 orang di daerah itu yang terserang penyakit DBD atau meningkat dari sebelumnya sekitar 30-an orang.

Menurut dia, serangan penyakit akibat gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus belum mewabah namun meningkat cukup cepat dalam hitungan hari dengan jumlah korban meninggal satu orang anak-anak berusia sekitar 10 tahun.

“Kami sudah tetapkan peristiwa serangan DBD ini berstatus kejadian luar biasa, hanya memang belum mewabah,” katanya.

Wabup Thomas Ola mengatakan, langka yang lebih diutamakan dalam penanganan penyakit tersebut dengan menggencarkan kegiatan pembersihan lingkungan melibatkan berbagai elemen pemerintah, non pemerintah, dan terutama masyarakat.

Menurut dia, semua perangkat pemerintah hingga tingkat RT/RW telah diimbau untuk menggalakkan kegiatan pembersihan lingkungan tidak hanya dengan program Jumat Bersih, melainkan dilakukan setiap hari.

“Jadi kegiatan bersih-bersih harus secara masif melibatkan semua elemen karena itu cara terbaik untuk menekan penyebaluasan DBD,” katanya.
 

Sejumlah siswa berkumpul di halaman sekolah saat kegiatan "fogging" atau pengasapan guna membasmu nyamuk Aedes Aegypti dewasa agar dapat mengurangi resiko penyakit demam berdarah dengue(DBD).(ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho/pras).