Penerbangan ke China ditutup, Pengamat sebut Indonesia tidak merugi

id Beijing

Penerbangan ke China ditutup, Pengamat sebut Indonesia tidak merugi

Pesawat maskapai penerbangan Air China sedang parkir di Terminal III Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Pemerintah Indonesia mulai Rabu (5/2/2020) menghentikan sementara layanan penerbangan dari Jakarta ke sejumlah kota di China untuk mencegah penyebaran virus corona. (ANTARA/HO/AP II)

"Dalam jangka pendek, Indonesia tidak rugi, sebab penerbangan ke negara lain masih terbuka," kata James Adam.
Kupang (ANTARA) - Pengamat Ekonomi Dr James Adam menilai penutupan sementara rute penerbangan dari Indonesia ke China dan sebaliknya tidak akan membuat Indonesia rugi.

"Dalam jangka pendek, Indonesia tidak rugi, sebab penerbangan ke negara lain masih terbuka," kata James Adam kepada Antara di Kupang, Nusa Tenggara Timur, Rabu (5/2).

Hal ini dikemukakan menanggapi pernyataan dari Duta besar China untuk Indonesia Xiao Qian yang mengaku keberatan dengan penutupan sementara rute penerbangan tersebut mengingat selama ini China banyak memberikan keuntungan bagi Indonesia khususnya untuk kunjungan wisatawan.

Konsultan International Fund for Agricultural Development (IFAD) untuk program pemberdayaan ekonomi itu menilai bahwa pernyataan yang disampaikan oleh Duta Basar China untuk Indonesia itu merupakan pernyataan politis belaka.

James menilai bahwa penutupan rute penerbangan sementara dari dan menuju China serta pelarangan wisatawan China masuk ke Indonesia hanyalah karena kondisional.
Petugas berada di dekat pesawat maskapai China Southern Airlines tujuan Guangzhou, China, di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, Selasa (4/2/2020). Pesawat dengan nomor penerbangan CZ 626 yang mengangkut 126 orang penumpang tersebut merupakan pesawat terakhir dari Bali menuju China sebelum pemberlakuan penundaan penerbangan dari dan menuju seluruh destinasi di "mainland" China mulai Rabu (5/2) pukul 00.00 WIB hingga batas waktu yang belum ditentukan. (ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/aww).
"Sehingga hal ini tidak akan membuat negara kita merugi. Sebab biasanya paket wisata yang sudah terjual bisa dijadwal ulang oleh karena peristiwa tak terduga," ujar dia.

Dia mengakui bahwa memang jumlah wisatawan China yang masuk ke Indonesia cukup tinggi, termasuk pengusaha/investor dan barang atau produk China, namun hal ini tidak berarti Indonesia akan mengalami kerugian.

Kebijakan impor pasti berubah untuk sementara dan yang jelas pemerintah Indonesia pasti sudah punya opsi sementara berkaitan dengan soal penundaan impor produk China.

Lagi pula penutupan penerbangan ini hanya bersifat sementara dan tidak berdampak dalam jangka panjang, katanya.

Dia mengatakan, salah satu target pasar China adalah Indonesia, karena itu adanya soal Virus Corona bukan saja dapat merugikan negara Indonesia tetapi China juga akan mengalami kerugian jika pemerintahnya tidak segera mencari solusi soal memberantas virus tersebut.

"Setelah soal virus ini selesai pasti penerbangan akan dibuka kembali. Saya kira saat ini bukan saja negara Indonesia yang menutup penerbangan ke China, termasuk mengimpor barang jadi China yang sementara ini ditunda. Negara lain juga demikian seperti sejumlah negara di Asia dan Pasifik termasuk beberapa negara di Eropa," ujar dia. 
Anggota paramiliter menggunakan masker saat berjaga di Gerbang Tiananmen, saat sejumlah wilayah dilanda wabah virus corona baru, di Beijing, China, Senin (27/1/2020). (REUTERS/CARLOS GARCIA RAWLINS)