Sapi Wajib Bunting Tergantung Sperma

id Siwab

Sapi Wajib Bunting Tergantung Sperma

Dekan Fakultas Peternakan Universitas Nusa Cendana Kupang Gustaf Oematan

"Faktor pertama adalah benih atau bibitnya yakni harus bisa dipastikan sperma yang akan digunakan untuk inseminasi buatan itu masih baik dan berkualitas," kata Gustaf Oematan.
Kupang (Antara NTT) - Dekan Fakultas Peternakan Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang, Gustaf Oematan mengatakan, ada banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan program Sapi Betina Wajib Bunting (Siwab).

"Faktor pertama adalah benih atau bibitnya yakni harus bisa dipastikan sperma yang akan digunakan untuk inseminasi buatan itu masih baik dan berkualitas," kata Gustaf Oematan kepada Antara di Kupang, Jumat.

Dia mengemukan hal itu, ketika dimintai pandangan seputar program Sapi Betina Wajib Bunting (Siwab) yang digalakan pemerintah untuk meningkatkan populasi ternak di tanah air yang dilakukan dengan inseminasi buatan (IB).

Menurut dia, faktor baik buruknya sperma itu sangat dipengaruhi oleh nitrogen cair yang ada di sekitar.

"Jika nitrogen cairnya baik, maka bibitnya pasti baik dan bisa dipertahankan sehingga saat dikawinkan dengan ternak betina maka betina akan bunting," kata Gustaf.

Faktor lainnya yakni petugas atau tenaga inseminasi. Petugas harus mampu mendeteksi kapan ternak betina itu birahi.

Kondisi ini penting karena keberhasilan induk bisa bunting jika penyuntikan bibit itu tepat dilakukaan saat induk berada dalam masa birahi. Jika tidak dalam masa birahi dan dilakukan IB maka induk tidak akan bunting, katanya menjelaskan.

Karena itu, peran dari tenaga inseminator penting dan masyarakat atau petani ternak juga harus pro aktif memberikan laporan kepada insiminator bahwa ternaknya sudah masuk masa birahi agar inseminator bisa melakukan IB.

Dalam hubungan dengan itu, maka program Siwab disarankan untuk tidak dilakukan secara individu tetapi harus dikakukan secara kelompok agar bisa mudah dalam pantauan dan deteksi birahi ternak.

Selain itu, faktor induk juga harus diperhatikan seperti kondisi tubuhnya, usianya, termasuk makanan yang dimakan.

Jika bibit sudah bagus, tenaga inseminator sudah bagus, namun ternaknya kurang makan atau terkena penyakit maka induk bisa mengalami keguguran, katanya.

Artinya, faktor-faktor ini harus diperhatian jika pemerintah ingin agar program Siwab ini bisa berhasil meningkatkan populasi ternak sapi di NTT.