Waspadai fenomena MJO di NTT

id mjo

Waspadai fenomena MJO di NTT

Kepala BMKG Stasiun Meteorologi El Tari Kupang Agung Sudiono Abadi. (ANTARA/Bernadus Tokan)

"Hujan disertai angin kencang yang terjadi di beberapa wilayah di NTT saat ini, disebabkan oleh fenomena MJO yang saat ini berada di kuadran 5 (maritime continent)," kata Agung Sudiono Abadi..
Kupang (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan warga Nusa Tenggara Timur mewaspadai fenomena alam, Madden Julian Oscillation (MJO), yang memicu hujan deras disertai angin kencang di sejumlah wilayah di provinsi tersebut.

"Hujan disertai angin kencang yang terjadi di beberapa wilayah di NTT saat ini, disebabkan oleh fenomena MJO yang saat ini berada di kuadran 5 (maritime continent)," kata Kepala BMKG Stasiun Meteorologi El Tari, Agung Sudiono Abadi, di Kupang, Selasa (11/2).

MJO adalah fenomena gelombang atmosfer yang bergerak merambat dari barat (Samudera Hindia) ke timur dengan membawa massa udara basah.
Pakar Badan Pengkajian dan Pengembangan Teknologi menyebut fenomena cuaca Madden Julian Oscillation (MJO) akan membentuk gugus awan yang terbawa ke wilayah Indonesia sehingga mengakibatkan curah hujan cukup tinggi 2 pekan ke depan. (FOTO ANTARA/Fanny Octavianus)
Dia menjelaskan fenomena MJO yang saat ini berada di kuadran 5 (maritime continent), berdampak terhadap anomali curah hujan di suatu wilayah yang dilaluinya.

"Masuknya aliran massa udara basah dari Samudera Hindia ini, memicu meningkatnya curah hujan di daerah-daerah yang dilalui, termasuk wilayah NTT," kata dia.

Kondisi itu, kata dia, masih akan berlangsung hingga beberapa hari ke depan.

Oleh karena itu, dia mengimbau masyarakat tetap waspada dan berhati-hati terhadap dampak bencana yang dapat ditimbulkan, seperti banjir, genangan air, tanah longsor, angin kencang, pohon tumbang, dan kilat atau petir.

Selain itu, kata dia, pengguna dan operator jasa transpotasi laut, nelayan, wisata bahari, dan masyarakat yang beraktivitas di sekitar wilayah pesisir, diimbau mewaspadai potensi tinggi gelombang laut.
Pakar Badan Pengkajian dan Pengembangan Teknologi menyebut fenomena cuaca Madden Julian Oscillation (MJO) akan membentuk gugus awan yang terbawa ke wilayah Indonesia sehingga mengakibatkan curah hujan cukup tinggi 2 pekan ke depan. (FOTO ANTARA/Fanny Octavianus)