UangTeman dukung sosialisasi literasi keuangan

id Fentech

UangTeman dukung sosialisasi literasi keuangan

Presiden Direktur dan Pendiri UangTeman, Aidil Zulkifli saat menjelaskan tentang fintech UangTeman di Kupang, Kamis (27/2/2020). (ANTARA FOTO/ Kornelis Kaha)

PT Digital Alpha Indonesia (UangTeman) mendukung langkah Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) dalam mensosialisasikan literasi keuangan..
Kupang (ANTARA) - PT Digital Alpha Indonesia (UangTeman) mendukung langkah Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) dalam mensosialisasikan literasi keuangan kepada masyarakat NTT agar terhindar dari fintech ilegal yang kini sedang marak terjadi di Indonesia.

Presiden Direktur dan Pendiri UangTeman, Aidil Zulkifli kepada wartawan di Kupang, Kamis (27/2) mengatakan kegiatan yang dilakukan AFPI bersama para penyelenggara, salah satunya UangTeman, sejalan dengan arahan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk terus meningkatkan literasi dan inklusi keuangan di seluruh Indonesia, salah satu caranya melalui perekonomian digital.

Fintech sendiri merupakan kepanjangan dari financial technology. Intinya fintech adalah jenis perusahaan di bidang jasa keuangan yang digabungkan dengan teknologi.

“Indonesia Timur, termasuk Kupang, NTT, adalah salah satu wilayah yang mempunyai potensi besar, terutama untuk industri fintech lending karena masih banyak masyarakat yang membutuhkan akses layanan keuangan serta mempunyai perkembangan mikro bisnis yang pesat," katanya.

Fintech Lending merupakan sebutan lain bagi Peer to Peer Lending. Dalam konsep dasarnya, Fintech Lending menyediakan wadah bagi para peminjam dan pemberi pinjaman untuk berinteraksi dalam kegiatan pinjam-meminjam dana demi berbagai kebutuhan.

Ia menambahkan cara yang efektif untuk menjangkau masyarakat NTT adalah melalui saluran digital di mana fintech dapat dengan mudah diakses.

Menurut dia, NTT menjadi salah satu provinsi yang potensial dalam penetrasi keuangan digital di Indonesia Timur, sebab berdasarkan data OJK, NTT mencatat nilai penyaluran kredit dari pihak perbankan untuk masyarakat mencapai Rp29,2 triliun pada 2019.

Jumlah kredit NTT ini naik 13,4 persen dibandingkan 2018. Berarti, jumlah kredit di NTT pada 2019 lebih tinggi dari pertumbuhan kredit secara nasional sebesar 11,8 persen.

Aidil menjelaskan, kegiatan ini menjadi sarana edukasi masyarakat untuk mendapatkan ilmu dan akses keuangan untuk berkembang, khususnya usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), usaha rintisan, dan para karyawan yang mempunyai mimpi besar.

Kegiatan ini juga merupakan kesempatan untuk kolaborasi dengan pemerintah daerah, industri jasa keuangan, dan para pelaku usaha di Indonesia Timur agar semakin memahami dan bisa memanfaatkan layanan industri fintech lending secara optimal.

FinEast memberikan semangat baru bagi para penyelenggara industri fintech lending untuk terus bekerja sama dalam menstimulasi pertumbuhan fintech lending dan ekonomi digital di Kupang, NTT," katanya.

Terutama dalam memberikan pemahaman agar masyarakat terhindar dari fintech ilegal yang meresahkan dan mempersiapkan masyarakat Indonesia yang unggul dalam menghadapi revolusi industri 4.0.

Sementara itu, SVP Head of Corporate Affairs UangTeman Roberto Sumabrata mengatakan, UangTeman siap untuk terus berperan aktif sebagai mitra tepercaya masyarakat yang bisa memberikan solusi layanan keuangan untuk kebutuhan keuangan.

Hal ini dapat dilakukan masyarakat melalui pinjaman yang bertanggung jawab, terutama bagi masyarakat dengan semangat entrepreneur yang memiliki mimpi yang besar namun belum mendapatkan akses layanan keuangan.

UangTeman mengapresiasi pemerintah dan masyarakat NTT yang sangat antusias menyambut acara FinEast ini.

UangTeman tentunya akan menggunakan momentum ini untuk melihat potensi bisnis Fintech Lending di NTT dan terus mendorong pertumbuhan ekonomi di wilayah Indonesia Timur,

"Kami siap berperan bersama dengan para pelaku industri fintech lending di bawah naungan AFPI, pemerintah, dan pelaku UMKM di NTT untuk memberikan layanan keuangan kepada masyarakat Indonesia Timur secara individual maupun produktif,” jelas Roberto.

Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), penduduk usia produktif (15-64 tahun) di NTT mengalami peningkatan mencapai 3.261.827 jiwa pada 2018, meningkat 1,93 persen dibandingkan 2017 sebesar 3.198.817 jiwa.

Hal ini akan terus meningkat seiring dengan Indonesia yang akan mengalami masa bonus demografi hingga 2045, di mana jumlah penduduk usia produktif lebih banyak dibandingkan penduduk tidak produkif.

“Kami yakin, keikutsertaan kami dalam acara ini dapat meningkatkan penggunaan layanan keuangan digital, melihat jumlah masyarakat produktif NTT yang semakin meningkat, dan peluang pasar yang masih terbuka lebar," katanya.

Robert menambahkan hal ini menjadi momentum yang baik bagi UangTeman untuk terus bertumbuh dan memperkuat posisi sebagai pionir fintech lending yang bertanggung jawab di Indonesia.