Gara-gara DBD, empat warga Kota Kupang meninggal

id serangan dbd

Gara-gara DBD, empat warga Kota Kupang meninggal

Kepala Dinas Kesehatan Kota Kupang, dr Retnowati. (ANTARA/Benny Jahang)

"Ada empat orang yang meninggal dunia akibat terserang DBD dalam kurun waktu antara Januari sampai dengan awal Maret 2020," kata dr Retnowati...
Kupang (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kota Kupang melaporkan dalam kurun waktu Januari sampai awal Maret 2020, sudah tercatat empat orang warga di ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Timur meninggal dunia akibat terserang Demam Berdarah Dengue (DBD).

"Ada empat orang yang meninggal dunia akibat terserang DBD dalam kurun waktu antara Januari sampai dengan awal Maret 2020," kata Kepala Dinas Kesehatan kota Kupang dr Retnowati dalam kegiatan rapat koordinasi lintas sektor terkait mengantisipasi peningkatan kasus DBD di Kota Kupang, Selasa (3/3).

Rapat kordinasi penanganan kasus penyakit DBD di Kota Kupang diikuti para Kepala Rumah Sakit, Puskesmas, jajaran Kepolisian dan TNI, serta para camat dan lurah di Kota Kupang.

Baca juga: Camat dan Lurah di Kota Kupang diminta serius antisipasi serangan DBD
Baca juga: Sembilan anak meninggal akibat DBD di Sikka


Retnowati mengatakan, sebanyak 300 kasus DBD sudah tercatat di enam kecamatan di Kota Kupang, dan kecamatan yang paling banyak kasus DBD yaitu Kecamatan Maulafa dengan korban meninggal tiga orang.

Menurut dia, apabila dilihat dari periode yang sama, kasus penyakit DBD di Kota Kupang pada 2020 jauh lebih rendah dari 2019 dengan 800 kasus dan delapan orang meninggal.

"Jumlah kasus DBD bisa dikendalikan apabila masyarakat secara proaktif menerapkan pola hidup bersih dan sehat yaitu membersihkan sarang nyamuk, karena daerah yang kurang bersih menjadi sarang nyamuk DBD," kata Retnowati.

Dia mengatakan, Dinas Kesehatan Kota Kupang telah menginstruksikan kepada semua kepala Puskesmas untuk selalu dalam kondisi siaga dalam penanganan pasien DBD yang membutuhkan penanganan darurat. 

Baca juga: DBD terus meluas, pemerintah kirim 20 dokter ke Maumere
Baca juga: Serangan DBD di Kota Kupang terus meningkat