Semangat juang RA Kartini harus tetap hidup di tengah COVID-19

id ra kartini,lily adoe,dprd ntt,kupang,ntt

Semangat juang RA Kartini harus tetap hidup di tengah COVID-19

Anggota DPRD NTT, Lily Adoe. (ANTARA/Bernadus Tokan)

Hal yang penting adalah semangat juang Kartini harus tetap hidup dalam sanubari perempuan Indonesia
Kupang (ANTARA) - Semangat perjuangan RA Kartini, harus tetap hidup dalam sanubari kaum perempuan Indonesia, di tengah perjuangan negara dan bangsa ini melawan pandemi Virus Corona jenis baru (COVID-19).

"Peringatan hari Kartini ke-56 ini tidak bisa dilangsungkan secara bersama, dan meriah seperti tahun-tahun sebelumnya, karena terjadi di tengah wabah pandemi COVID-19, sehingga mengharuskan kita untuk berjuang melawan virus ini dengan tetap di rumah," kata Anggota DPRD NTT, Lily Adoe kepada ANTARA di Kupang, Selasa (21/4).

Dia mengemukakan hal itu, ketika dimintai pendapat seputar hari RA Kartini, dan peran perempuan di tengah wabah Virus Corona (COVID-19).

Baca juga: Hari Kartini, Polwan Polda NTT bagi sembako kepada warga
Baca juga: Lipsus - Pesan perjuangan Kartini dari Mollo


Menurut anggota Fraksi PDI Perjuangan ini, walaupun tetap di rumah saja, tetapi ada banyak hal yang bisa dilakukan oleh perempuan selama di rumah.

Hal-hal yang bisa dilakukan adalah menggunakan waktu beraktivitas bersama ibu, kaka adik, quality time, menggambar, mewarnai, memasak dan menulis tentang perjuangan RA Kartini.

Selain bisa berdonasi membantu sesama agar bangkit dari masa-masa sulit, dengan melakukan hal-hal kecil dengan cinta yang besar, katanya.

"Hal yang penting adalah semangat juang Kartini harus tetap hidup dalam sanubari perempuan Indonesia," katanya.

Dia menambahkan, sebagai politisi perempuan, ia harus membangun soliditas antara sesama politisi perempuan di legislatif.

Solidaritas antarsesama politisi perempuan ini penting, untuk memperjuangkan anggaran yang lebih, untuk pembangunan sosial, pendidikan dan ekonomi perempuan serta peningkatan kualitas perempuan.

"Kami harus membangun solidaritas Karena kami masih harus berjuang dua kali, bahkan tiga kali lipat untuk bersama-sama dengan lelaki untuk membuat keputusan dan kebijakan," katanya menambahkan.