BI yakini inflasi NTT hingga akhir 2020 di bawah nasional

id Inflasi, NTT,Bi,BI NTT

BI yakini inflasi NTT hingga akhir 2020 di bawah nasional

Kepala BI NTT I Nyoman Ariawan Atmaja (kiri) saat memberikan paket sembako kepada wartawan di Kupang, NTT, beberapa waktu lalu. ANTARA/HO-Humas BI NTT

Sejak merebaknya pandemi COVID-19, Bank Indonesia terus memperkuat seluruh instrumen bauran kebijakan yang dimiliki. Hal tersebut juga dilakukan dengan tujuan menjaga stabilisasi nilai tukar rupiah.
Kupang, NTT (ANTARA) - Bank Indonesia Perwakilan Nusa Tenggara Timur meyakini sampai akhir 2020, inflasi di Provinsi NTT akan terkendali di bawah  sasaran nasional yakni tiga plus minus satu persen.

Kepala BI Perwakilan NTT I Nyoman Ariawan Atmaja di Kupang, NTT, Senin, (25/5) mengatakan pada April 2020, inflasi NTT tercatat 0,07 persen atau 1,71 persen secara tahunan (yoy), lebih rendah dari nasional sebesar 2,67 persen (yoy).

Baca juga: Pertumbuhan ekonomi NTT melambat pada triwulan I 2020
Baca juga: BI prakirakan pertumbuhan kredit triwulan III di NTT melambat


"Hal ini menunjukkan bahwa faktor rendahnya permintaan mulai mengurangi tekanan inflasi seiring langkah-langkah penanganan pandemi COVID-19 antara lain physical distancing dan pembatasan aktivitas masyarakat di luar rumah," katanya.

Ia menjelaskan bahwa rendahnya inflasi juga dipengaruhi oleh terjaganya inflasi kelompok bahan makanan, didukung sinergi kebijakan Bank Indonesia dan pemerintah daerah dalam lingkup Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID).

"Sejak merebaknya pandemi COVID-19, Bank Indonesia terus memperkuat seluruh instrumen bauran kebijakan yang dimiliki. Hal tersebut juga dilakukan dengan tujuan menjaga stabilisasi nilai tukar rupiah," tutur dia.

Tak hanya itu pihaknya melakukan pengendalian inflasi untuk mendukung stabilitas sistem keuangan, dan pada saat yang sama mencegah penurunan kegiatan ekonomi lebih lanjut yang berkoordinasi erat dengan pemerintah dan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK).

Di samping itu, BI NTT berusaha meningkatkan kemudahan dan kelancaran sistem pembayaran, seperti mengedarkan uang yang higienis, mendorong transaksi nontunai seperti uang elektronik, internet banking, dan QRIS, serta elektronifikasi penyaluran bantuan sosial pemerintah peserta PKH, BPNT, Kartu Prakerja, dan beberapa bantuan lainnya.

BI juga menyebutkan pertumbuhan ekonomi di provinsi itu pada triwulan I 2020 tercatat mencapai 2,8 persen (yoy), melambat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang mencapai 5,30 persen.

Baca juga: Ekonomi NTT 2020 diprakirakan tumbuh pada kisaran 5,02-5,42 persen

Nyoman mengatakan penyebab melambatnya pertumbuhan ekonomi NTT karena dampak pandemi COVID-19 yang mulai memengaruhi kegiatan ekonomi NTT, terutama permintaan domestik.

"Konsumsi rumah tangga tercatat (tumbuh) 4,41 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan triwulan IV 2019 sebesar 4,58 persen (yoy)," katanya.