Jakarta (ANTARA) - Presiden RI Joko Widodo menginginkan kebijakan belanja pertahanan diubah menjadi sebuah kebijakan investasi pertahanan yang dirancang secara sistematis.
Hal itu disampaikan Presiden dalam amanatnya dalam acara Peringatan ke-75 Hari Tentara Nasional Republik Indonesia di Istana Negara, Jakarta, Senin, (5/10).
"Untuk menguasai lompatan teknologi militer terkini, kita harus sungguh-sungguh untuk mengubah kebijakan kita dari kebijakan belanja pertahanan menjadi investasi pertahanan," ujar Presiden sebagaimana disaksikan secara virtual di Jakarta.
Baca juga: Presiden minta potensi desa-desa di Indonesia dikembangkan
Presiden menyampaikan kebijakan investasi pertahanan itu berpikir panjang yang dirancang sistematis yang dijalankan secara konsisten serta berkelanjutan.
Presiden menekankan hanya melalui investasi pertahanan jangka panjang tersebut TNI akan mampu menjadi kekuatan perang modern yang mengikuti perkembangan teknologi termaju.
"Transformasi organisasi dan teknologi harus didukung transformasi personil yang tokoh baik dalam menghadapi tugas operasi militer untuk perang maupun operasi militer selain perang," jelasnya.
Pada kesempatan itu Presiden secara khusus mengucapkan terima kasih kepada prajurit TNI yang selalu siap memenuhi panggilan tugas serta serta mengawal Pancasila, NKRI, UUD 1945 dan Bhinneka Tunggal Ika.
Baca juga: Presiden Jokowi instruksikan penerapan standar pengobatan pasien COVID-19
"Yang dengan penuh kesungguhan bertugas di daerah pedalaman, daerah perbatasan, wilayah terpencil, pulau terdepan dan yang bertugas di luar negeri sebagai pasukan pemelihara perdamaian. Saya sampaikan penghargaan setinggi-tingginya kepada prajurit TNI yang selalu berada di garda terdepan dalam sisi kemanusiaan," ujar dia.
Presiden Jokowi inginkan kebijakan investasi pertahanan secara sistematis
Untuk menguasai lompatan teknologi militer terkini, kita harus sungguh-sungguh untuk mengubah kebijakan kita dari kebijakan belanja pertahanan menjadi investasi pertahanan