ASITA NTT minta pemerintah benahi sarana transportasi wisata

id NTT,ASITA NTT,Wisata Pulau Flores,Pulau Lembata,Pulau Alor

ASITA  NTT minta pemerintah benahi sarana transportasi wisata

Sebuah kapal pesiar saat berlabuh di sekitar peairan Pulau Pasir Putih, di Dusun Mekko, Desa Pledo, Kecamatan Witihama, Kabupaten Flores Timur. Objek wisata tersebut merupakan bagian dari pengembangan kawasan wisata terintegrasi antara tiga pulau yakni Flores, Lembata, dan Alor. (ANTARA/Aloysius Lewokeda)

Saat ini belum ada paket wisata reguler untuk Flores, Lembata, dan Alor, karena kita terbentur dengan sarana transportasi yang agak sulit antar-ketiga pulau tersebut
Kupang (ANTARA) - Asosiasi Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA)  Nusa Tenggara Timur (NTT) meminta pemerintah membenahi sarana transportasi untuk mendukung pengembangan kawasan wisata terintegrasi di tiga pulau yakni Flores, Lembata, dan Alor.

"Saat ini belum ada paket wisata reguler untuk Flores, Lembata, dan Alor, karena kita terbentur dengan sarana transportasi yang agak sulit antar-ketiga pulau tersebut," kata Ketua ASITA NTT Abed Frans, ketika dihubungi di Kupang, Senin, (12/10).

Baca juga: Gubernur Laiskodat minta rancangan pariwisata Flores cepat diselesaikan

Ia mengatakan hal itu terkait pengembangan kawasan wisata yang terintegrasi di tiga pulau yakni Flores, Lembata, dan Alor, yang sedang dirancang pemerintah bersama dengan Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo Flores (BOPLBF).

Abed Frans mengatakan dari aspek paket wisata secara privat atau taylormade, permintaan tamu untuk berwisata di tiga pulau tersebut pernah ada.

Ia mencontohkan seperti tamu khusus wisata menyelam yang meminta paket diving pada ketiga pulau tersebut yang terkenal memiliki spot-spot diving yang indah.

"Tetapi ini paket khusus bukan paket reguler karena kondisi sarana infrastruktur belum mendukung," kata pemilik operator tur PT Flobamor Tours itu.

Abed Frans mengatakan paket wisata terintegrasi untuk Flores, Lembata, dan Alor, akan terbentuk dengan sendirinya oleh para operator tur jika sarana transportasi yang memadai sudah tersedia.

Menurut dia, jika dipaksakan untuk membuat paket tur, tetapi sarana pendukungnya belum tersedia maka akan berimbas pada tingginya harga paket tersebut.

"Karena itu perlu dibenahi dulu melalui koordinasi antara BOPLBF dengan pemerintah provinsi maupun kabupaten yang menyebar di tiga pulau tersebut," katanya.

Baca juga: Asita sebut permintaan paket wisata di NTT masih lesu

Abed Frans menambahkan pengembangan kawasan wisata tersebut sesuai dengan konsep Ring Of Beauty yang dirancang Pemprov NTT, namun dalam pelaksanaannya harus betul-betul terintegrasi agar konektifitas antarpulau dapat ditingkatkan.