Kupang (ANTARA) - Ratusan penduduk yang bermukim di kawasan sekitar Gunung Ili Lewotolok, Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) masih ada yang belum dievakuasi ke daerah aman dengan alasan sudah lanjut usia.
"Masih banyak sekali warga yang memilih bertahan di kampung halaman mereka dengan alasan sudah tua," kata Wakil Bupati Lembata, Thomas Ola Langoday yang dikonfirmasi ANTARA dari Kupang, Senin, (30/11) berkaitan dengan upaya pemerintah daerah untuk menyelamatkan penduduk di sekitar kawasan Gunung Ili Lewotolok yang mengalami erupsi sejak Jumat (27/11) 2020.
Baca juga: Status Gunung Ile Lewotolok naik dari waspada jadi siaga
"Pemerintah sudah mengambil langkah evakuasi, tetapi masih banyak yang bertahan di kampung dengan alasan sudah tua, menjaga barang adat, hewan piaraan dan sebagainya," tambahnya.
Menurut dia, ada 14 desa di Kecamatan Ile Ape dan Kecamatan Ile Ape Timur yang terkena dampak erupsi dari gunung berupa abu dan kerikil.
Mengenai pengungsi, dia mengatakan, saat ini lebih dari 4.000 orang telah meninggalkan desa mereka dan mengungi ke daerah-daerah aman.
Mereka tidak saja menempati posko yang disiapkan pemerintah tetapi juga rumah-rumah penduduk.
Baca juga: Hujan abu erupsi Gunung Lewotolok selimuti Lembata
"Saya baru selesai mengunjungi sembilan titik, dengan jumlah mereka berkisar 27-55 orang," katanya.
Sementara jumlah yang menempati pos utama di Nubatukan sampai pagi ini berjumlah 3.474 orang, demikian Thomas Ola Langoday.
Ratusan warga sekitar Gunung Lewotolok belum dievakuasi
Pemerintah sudah mengambil langkah evakuasi, tetapi masih banyak yang bertahan di kampung dengan alasan sudah tua, menjaga barang adat, hewan piaraan dan sebagainya