Pemprov NTT minta pemda aktifkan posko siaga bencana

id NTT,Sekda NTT,bencana hidrometeorologi,posko siaga bencana

Pemprov NTT minta pemda aktifkan posko siaga bencana

Ilustrasi - Peristiwa tanah longsor di Kabupaten Manggarai Barat, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur. ANTARA/HO-BPBD Manggarai Barat

Semua pemda diminta mengaktifkan posko 1x24 jam dan melaporkan informasi kejadian bencana dengan memanfaatkan peralatan komunikasi yang tersedia secara cepat
Kupang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur meminta pemerintah daerah di 22 kabupaten/kota se-NTT agar mengaktifkan pos koordinasi (posko) siaga bencana sebagai upaya pencegahan dan kesiapsiagaan menghadapi ancaman bencana hidrometeorologi di provinisi setempat.

"Semua pemda diminta mengaktifkan posko 1x24 jam dan melaporkan informasi kejadian bencana dengan memanfaatkan peralatan komunikasi yang tersedia secara cepat," kata Sekretaris Daerah Provinsi NTT Benediktus Polo Maing dalam keterangan yang diterima di Kupang, Rabu, (23/12) terkait langkah pemerintah daerah menghadapi ancama bencana hidrometeorologi.

Pengaktifan posko siaga bencana ini, kata dia, guna menghadapi ancaman bencana di tengah musim hujan dengan intensitas yang tinggi berdasarkan data yang dirilis Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) serta memasuki libur Natal dan tahun baru.

Selain mengaktifkan posko, masing-masing pemda juga diminta memastikan kesiapan sarana prasarana termasuk biaya dan didukung dengan tenaga relawan dalam merespon setiap kejadian bencana.

"Kemudian juga mengaktifkan sistem peringatan dini banjir atau tanah longsor yang sudah ditetapkan di kabupaten/kota masing-masing," katanya.

Polo Maing mengatakan pemrpov juga memnta masing-masing meningkatkan koordinasi dengan BMKG, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Kementerian ESDM, serta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) provinsi untuk mendapatkan data dan informasi terkait resiko bencana maupun sistem peringatan dini khususnya gempa bumi, tsunami, dan tingkatan status gunung api.

Selain itu melakukan pendekatan dan kerja sama dalam semangat pentahelix termasuk dengan tokoh agama dalam rangka sosialisasi dan edukasi tentang pentingnya pencegahan dalam menghadapi ancaman bencana hidrometeorologi.

Baca juga: BPBD TTU imbau warga waspada bencana saat pancaroba

Baca juga: Kota Kupang minta dukungan pusat wujudkan kota tangguh bencana


"Selain terkait ancaman bencana alam, sosialisasi dan edukasi yang juga sangat penting yakni terkait penerapan protokol kesehatan untuk mencegah COVID-19 dengan menjaga jarak, mencuci tangan, dan memakai masker," katanya.