Akademisi sebut respon Ganjar terhadap petinggi PDIP bermakna jamak

id pdip,ganjar,mik bataona,ntt,puan

Akademisi sebut respon Ganjar terhadap petinggi PDIP bermakna jamak

Pengamat politik dari Unwira Kupang Mikhael Rajamuda Bataona (ANTARA/Bernadus Tokan)

Jadi ini permukaan dari fenomena gunung es di PDI Perjuangan bahwa pertarungan antar faksi itu ada dan nyata
Kupang (ANTARA) - Akademisi dari Universitas Katolik Widya Mandira Kupang Mikhael Rajamuda Bataona menilai, respon Ganjar Pranowo terhadap pernyataan petinggi PDI Perjuangan yang sangat beringas seperti "sudah kelewatan" dan "sok pintar" bermakna jamak.

Secara semiotika politik jawaban Ganjar terhadap kasus ini bisa dilihat dari postingan pertamanya di media sosial yaitu dia menyantap mie dan menulis satu kurang dan dua kebanyakan, kata Mikhael Bataona di Kupang, Selasa (25/5) terkait makna dibalik sikap Ganjar merespon petinggi PDI Perjuangan.

"Itu bisa bermakna jamak di antaranya adalah mie adalah lambang makanan kaum marginal bahwa Ganjar merasa diri bahwa dia adalah sosok orang kecil yang tidak perlu melawan Puan yang  adalah turunan Soekarno," katanya. 

Juga mie adalah makanan masyarakat kebanyakan yang populer sehingga itu sebuah lambang perlawanan yang halus sekali kepada PDIP bahwa "saya bersama rakyat jadi silahkan saja saya dibully oleh elit partai."

"Sehingga menurut saya, semuanya ini merupakan upaya politik yang sistematis dan by design oleh PDIP dan Ganjar sendiri yang disadari dan dipahami bersama," kata pengajar investigatif news dan jurnalisme konflik pada Fisip Unwira Kupang itu.

"Bukan sebuah peristiwa politik tanpa settingan latar atau persisnya adalah ini sebuah dramaturgi politik tingkat atas yang hanya dipahami para politisi," katanya. 

Ganjar juga paham bahwa sebagai anak ideologis Megawati, dia masih berpeluang mendapat rekomendasi jika hasil surveinya moncer seperti Jokowi di 2014. 

Ganjar juga paham bahwa yang dihadapinya adalah Puan yang adalah anak biologis dan ideologis Megawati. Di mana dari aspek hubungan, dia bisa kalah di injuri time saat berebut rekomendasi. 

Tapi dari aspek politik elektoral, ketokohannya sangat fungsional bagi peluang PDIP memenangkan pertarungan Pilpres.

Jadi Ganjar tidak akan mungkin keburu melawan dan membuat konfrontasi terbuka terhadap Puan dan faksinya tambah pengajar Ilmu Komunikasi Politik dan Teori Kritis pada Fakultas Ilmu Sosial Politik Unwira itu.

Hal berikutnya yang juga bisa dibaca adalah secara terang benderang menunjukan bahwa Puan dan faksinya merasa sangat superior di PDIP dan sebaliknya Ganjar dianggap hanyalah kader biasa dan pekerja partai. 

"Jadi ini permukaan dari fenomena gunung es di PDI Perjuangan bahwa pertarungan antar faksi itu ada dan nyata," katanya. 

Sebagai anak biologis dan sekaligus anak ideologisnya Megawati, sangat wajar jika Puan Maharani merasa sangat berhak maju dari PDIP. 

Hanya saja dia butuh legitimasi politik lewat survei dan perang wacana di media.  "Tapi bahwa intinya adalah ini hanya drama bunuh diri palsu. 

Baca juga: Analis sebut kemelut Partai Demokrat bukan peristiwa eksidental

Yang mana drama ini sangat bermanfaaat secara marketing politik. Karena PDIP dan dua figur sentralnya untuk 2024 langsung menjadi fokus diskusi dan head line di hampir semua media mainstream dan virtual," katanya. 

Bagi Mikhael Bataona, membranding Puan lewat perseteruan palsu dengan Ganjar adalah trik jitu yangg sukses dimainkan PDIP di tikungan ini. 

Baca juga: Puan versus Ganjar "drama bunuh diri" palsu ala PDIP, kata Mikhael Bataona

Sebab pada saatnya nanti, suara para pendukung Ganjar juga sangat dibutuhkan PDIP saat pilpres dan begitu juga sebaliknya para pengurus partai loyalis Puan akan sangat dibutuhkan. 

Sehingga ini hanya gambaran kecil tentang adu kuat dan saling tarung antar faksi-faksi yang ada di PDIP tetapi pada akhirnya Megawati akan menjadi penentu.