Proyek Bendungan Temef serap anggaran Rp245,7 miliar

id Ditjen Perbendaharaan NTT,Timor Tengah Selatan,Bendungan Temef,realisasi belanja

Proyek Bendungan Temef serap anggaran Rp245,7 miliar

Pembangunan Bendungan Temef di Kabupaten Timor Tengah Selatan, Pulau Timor, NTT. ANTARA/HO-Kementerian PUPR

...Bendungan Temef merupakan bendungan kelima dari tujuh bendungan yang dibangun di NTT
Kupang (ANTARA) - Kementerian Keuangan mencatat proyek pembangunan Bendungan Temef untuk memenuhi kebutuhan air masyarakat di Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur telah menyerap anggaran negara sebesar Rp245,7 miliar.

"Realisasi anggaran untuk pembangunan Bendungan Temef mencapai 97,02 persen dari total pagu di 2021 sebesar Rp253,2 miliar," kata Pelaksana Tugas Kepala Kantor Wilayah NTT Ditjen Perbendaharaan Kemenkeu Tri Budhianto dalam keterangan yang diterima di Kupang, NTT, Jumat, (6/8).

Ia mengatakan hal itu berkaitan dengan realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk pembangunan proyek strategis nasional Bendungan Temef di Kabupaten Timor Tengah Selatan, Pulau Timor, NTT.

Bendungan Temef merupakan bendungan kelima dari tujuh bendungan yang dibangun di NTT. Tiga bendungan telah selesai dibangun yakni Raknamo di Kabupaten Kupang, Rotiklot di Kabupaten Belu, dan Napun Gete di Kabupaten Sikka.

Selain itu, Bendungan Manikin di Kabupaten Kupang yang sedang dalam proses konstruksi.

Bendungan Temef, kata dia, direncanakan memiliki kapasitas tampungan 45,7 juta meter kubik dan potensi air baku 131 liter/detik serta mampu memenuhi irigasi sekitar 4.500 hektare.

Baca juga: Penerimaan cukai triwulan II di NTT lampaui target

Tri menjelaskan realisasi anggaran untuk pembangunan Bendungan Temef termasuk Bendungan Manikin yang sedang berjalan merupakan bagian dari belanja pemerintah pusat di NTT dengan total keseluruhan realisasi belanja selama periode Januari-Juli 2021 mencapai Rp5,57 triliun.

Baca juga: Realisasi belanja Pemerintah Pusat di NTT mencapai Rp5,57 triliun

Belanja pemerintah ini, kata dia juga merupakan bagian dari upaya mendorong pemulihan ekonomi di NTT dari dampak pandemi COVID-19.