Kupang (AntaraNews NTT) - Warga masyarakat Belu di wilayah perbatasan RI-Timor Leste tidak sabar menunggu beroperasinya Bendungan Rotiklot yang kini dalam proses pembangunan, sebagai upaya mengatasi kekeringan serta menjadi sumber air kehidupan bagi mereka.
"Masyarakat kami sudah tidak sabar menunggu beroperasinya bendungan Rotiklot itu. Karena ini dapat mengatasi masalah kekeringan jika sudah memasuki musim kemarau," kata Bupati Belu Willybrodus Lay ketika dihubungi Antara dari Kupang, Kamis.
Hal ini disampaikannya terkait dengan program pembangunan Bendungan Rotiklot dalam upaya mengatasi kekeringan di wilayah perbatasan RI-Timor Leste.
Bendungan Rotiklot di wilayah perbatasan itu sendiri merupakan salah satu dari tujuh bendungan yang menjadi perhatian dari Kementerian Pekerjaan Umum untuk mengatasi masalah air baku di NTT.
Hingga saat ini sudah tiga bendungan yang sedang dikerjakan yakni Raknamo di Kabupaten Kupang, Rotiklot di Kabupaten Belu serta bendungan Napunggete di Kabupaten Sikka. Sedang, bendungan Temef di Kabupaten Timor Tengah Selatan dipastikan akan dibangun antara Maret-April 2018.
Willybrodus Lay mengatakan Bendungan Rotiklot sendiri nantinya memiliki peran yang besar bagi masalah pertanian di kabupaten yang berbatasan langsung dengan negara bekas koloni Portugis serta provinsi ke-27 Indonesia itu.
"Tentunya bendungan ini nantinya akan sangat berguna bagi masyarakat di Kabupaten Belu ini. Sebab akan bermanfaat bagi pertanian serta air bersih di daerah ini," tuturnya.
Bupati Willy mewakili masyarakat Belu menyampaikan rasa terima kasih kepada Presiden Joko Widodo bersama Wakilnya Jusuf Kalla telah membangun bendungan itu.
"Kami berterima kasih kepada bapak Presiden (Joko Widodo), karena telah membangun bendungan ini yang nantinya akan sangat membantu masalah pertanian di daerah tersebut dan tentunya sangat penting mengatasi masalah kekurangan air bersih jika musim kemarau tiba," ujarnya.
Pembangunan bendungan Raotiklot tersebut dimulai pada akhir 2015 dengan menggunakan dana APBN sebesar Rp470 miliar yang progresnya sampai saat ini sudah mencapai 93,21 persen.
Daya tampung bendungan Rotiklot sendiri mencapai 3,3 juta kubik. Dengan jumlah sebanyak itu, nantinya dapat dialirkan untuk air baku serta pengairan sawah serta irigasi teknis di Kabupaten Belu dan sekitarnya.
Untuk air irigasi dan pengairan sawah kurang lebih 140 hektare yang dapat dialiri, sementara untuk air baku mencapai 40 liter per detik untuk memenuhi kebutuhan air minum bagi masyarakat setempat.
Warga Belu tunggu beroperasinya Bendungan Rotiklot
"Masyarakat kami sudah tidak sabar menunggu beroperasinya bendungan Rotiklot itu. Karena ini dapat mengatasi masalah kekeringan jika sudah memasuki musim kemarau," kata Willybrodus Lay.