SoE, NTT (AntaraNews NTT) - Plan International Indonesia dengan dukungan dana dari Plan Korea Nasional Office, Mirae Asset Daewoo dan Korea Internasional Coorporation Agensi (KOICA) sampai Maret 2018, telah membangun 15 sekolah dasar aman di pedalaman Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur.
"Selama tiga tahun Plan Indonesia dengan bantuan dana dari KOICA telah melaksanakan program sekolah aman bencana sebanyak 15 sekolah dasar," kata Country Director Plan Internasional Indonesia, Myrna Remata Evora kepada wartawan di Desa Noinbila, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Kamis.
Hal ini disampaikannya usai acara seremonial penutupan proyek pembangunan sekolah aman di kabupaten tersebut yang sudah dilakukan sejak Februari 2015 hingga April 2018 mendatang.
Ia menjelaskan dari 15 sekolah yang telah dibangun itu sudah memberikan manfaat kepada hampir 2.000 anak dan 150 guru di wilayah kabupaten TTS sendiri, di mana hampir 50 persen di antaranya adalah kaum perempuan.
Belasan sekolah itu tersebar di sejumlah kecamatan seperti Kecamatan Mollo Selatan, Amanuban Timur, Fautmollo, Kie, Fatukopa serta di Kecamatan Amanatun Selatan.
"Kami menyakini bahwa selama tiga tahun berjalan, pelaksanaan program Plan Internasional Indonesia menyadari bahwa Kolaborasi dan Kemitraan Erat dengan pemerintah Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) adalah kunci keberhasilan program ini," ujarnya.
Sementara itu terkait apakah ada rencana untuk melanjutkan progran baru pascapenutupan program tersebut, ia mengatakan masih tergantung dana bantuan dari KOICA. Jika ada pasti akan dilanjutkan program tersebut.
Pimpinan program manager Plan Internasional Indonesia Wahyu Kuncoro menambahkan bahwa pembangunan sekolah aman di Indonesia khususnya di pedalaman NTT tetap akan dilakukan untuk lima tahun kedepan sebagai bagian dari mendukung program pemerintah Indonesia dalam implementasi sekolah aman dari bencana.
"Selain di NTT proyek ini juga tersebar di pulau Flores dan pulau Lembata, kemudian di pulau Jawa," katanya dan menambahkan program sekolah aman ini juga sesuai dengan peraturan Kementerian Pendidikan Nasional No.70 Tahun 2010 serta peraturan Kepala BNPB No.4 Tahun 2012 yang semuanya berkaitan dengan sekolah aman.
Untuk wilayah NTT sendiri sampai dengan saat ini jumlah sekolah aman yang sudah dibangun mencapai kurang lebih 100 sekolah.
Hadir dalam acara penutupan proyek sekolah aman itu, Asisten Country Director Korea Internasional Coorporation Agensi (KOICA) Indonesia Young In Lee, Director Plan Korea Jehong Park, Kepala Dinas Pendidikan Kabupeten TTS Saperius Edison Sipa serta Sekretaris BPBD TTS Yusuf A Alle.