Kupang (AntaraNews NTT) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur membentuk sebanyak 116 kelompok yang tergabung dalam Kelompok Usaha Garam Rakyat (KUGAR) untuk memproduksi garam di provinsi berbasiskan kepulauan itu.
"Kelompok usaha garam rakyat ini masih diidentifikasi untuk memproduksi garam rakyat memanfaatkan lahan potensial sekitar 5-10 hektare," Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTT Ganef Wurgiyanto saat dihubungi Antara di Kupang, Selasa (20/3).
Ia mengatakan sebelumnya ratusan kelompok itu terbentuk di sejumlah kabupaten seperti Nagekeo, Sikka, Ende, Sumba Timur, Sabu Raijua, Rote Ndao dan Kabupaten Kupang.
Mantan Kepala Bidang Perikanan Tangkap DKP NTT itu menjelaskan kelompok produksi garam rakyat itu akan diidentifikasi untuk difasilitasi dari sisi pembiayaannya melalui Program Pengembangan Usaha Garam Rakyat (PUGAR).
Bantuan yang diberikan akan sama seperti bantuan anggaran dari PUGAR untuk produksi garam rakyat di Bipolo Kabupaten Kupang yang berjalan sejak 2017.
Untuk tahun 2018, program PUGAR juga memfasilitasi anggaran untuk produksi garam rakyat yang menyebar di empat daerah di antaranya Kabupaten Kupang, Malaka, Nagekeo dan Alor.
Baca juga: Garam indo nasional membangun pabrik
Baca juga: Indonesia Swasembada Garam 2020

"Sementara ratusan kelompok KUGAR yang dibentuk ini, untuk sementara masih kami identifikasi bersama pihak kabupaten untuk selanjutnya dikirim ke kementerian terkait agar didukung dengan anggaran dari program KUGAR," katanya.
Menurutnya, usaha produksi garam rakyat itu diutamakan untuk pemenuhan kebutuhan garam konsumsi rumah tangga di daerah masing-masing.
Namun, lanjutnya, apabila produksinya bisa melampaui kebutuhan daerah maka bisa dijual ke pihak swasta maupun BUMN sesuai kriteria kualitas tertentu sesuai kebutuhan garam industri.
"Sementara melalui pelaksanaan PUGAR ini menargetkan peningkatan produksi lahan garam dari 60 ton perhektare menjadi 80 ton perhektare," katanya.
Ganef mengatakan pemerintah daerah terus mendorong peningkatan produksi garam di daerah itu, tidak hanya garam rakyat namun juga diprioritaskan pada produksi garam industri dengan luas lahan potensial mencapai 60.000 hektare.
"Pemerintah terus menggenjot di garam Industri seperti di Bipolo, Nagekeo, yang sudah berproduksi sehingga ke depan diharapkan terus bertambah untuk mendukung target swasembada garam secara nasional," ujarnya.
Baca juga: Empat wilayah strategis NTT jadi sentra garam