Indonesia Swasembada Garam 2020

id Garam

Indonesia Swasembada Garam 2020

Menko Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan (tengah) sedang memimpin rapat koordinasi tertutup di Kupang, Selasa (31/10), membahas program swasembada garam yang diperkirakan akan dimulai pada 2020. (Foto ANTARA/Kornelis Kaha)

Presiden Joko Widodo optimistis bahwa pada 2020 Indonesia sudah bisa swasembada garam, karena potensi kemaritiman yang dimiliki negeri ini sangat luas untuk memproduksi garam.
Kupang (Antara NTT) - Presiden Joko Widodo optimistis bahwa pada 2020 Indonesia sudah bisa swasembada garam, karena potensi kemaritiman yang dimiliki negeri ini sangat luas untuk memproduksi garam.

"Saat ini kita masih impor garam dari luar negeri, padahal kita ini negara maritim dengan laut yang luas. Oleh karena itu Pak Presiden memerintahkan supaya kita sudah bisa swasembada garam pada 2020," kata Menko Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan dalam rapat koordinasi tertutup di Kupang, Selasa.

Rapat koordinasi tertutup yang dihadiri pula Gubernur NTT Frans Lebu Raya, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kemendes PDTT, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) serta Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional itu sebagai tindak lanjut dari upaya pemerintah untuk mewujudkan swasembada garam pada 2020.

Hadirnya lintas kementerian terkait dalam rapat koordinasi tertutup itu agar setiap persoalan diselesaikan secara terintegrasi dan holistik, sehingga mendapatkan keputusan yang satu dan bermanfaat bagi masyarakat banyak.

Untuk mengatasi permasalahan pasokan garam saat ini, Menko Luhut mengatakan bahwa pemanfaatan teknologi yang digunakan harus dapat membantu para petani garam dalam meningkatkan produksi maupun kualitas garam.

Ia mengatakan hasil inovasi yang dilakukan oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) terkait teknologi garam yang telah diuji cobakan di Kupang, NTT ini, jika produksi garamnya bagus, akan diaplikasikan juga di tempat lain, seperti di Madura dan sentra-sentra garam lainnya di Tanah Air. 

"Kalau ada nanti langsung kita praktikkan, kita bikin lahan garam satu di Kupang. Kalau bagus, kita bikin lagi di Madura dan sebagainya," katanya. 

Menko Luhut optimis bahwa solusi teknologi yang ditawarkan BPPT bisa mengatasi masalah pasokan garam di Indonesia, bahwa Indonesia tak perlu lagi garam impor. 

"Ini bukan hanya untuk kebutuhan jangka pendek saja, melainkan untuk jangka panjang, sehingga costnya akan lebih murah dan tidak lagi berpengaruh pada cuaca," tuturnya.

Ia menyatakan optimistis bahwa NTT bisa menjadi salah satu provinsi yang mampu menutup impor garam dari luar negeri ke Indonesia, sebab garam industri di NTT mempunyai potensi yang sangat bagus dan menjanjikan.