Feature - Menanti pengembangan PLTAL Selat Gonzalu Larantuka

id Gonzalu

Feature - Menanti pengembangan PLTAL Selat Gonzalu Larantuka

Ilutrasi pemasangan turbin pembangkit listrik tenaga arus laut (PLTAL) di Selat Gonzalu Larantuka (ANTARA Foto/istimewa)

Sebagai negara kepulauan, Indonesia banyak mempunyai selat yang jaraknya sempit yang mengindikasikan arus laut yang potensial untuk dikembangkan sumber energi listrik seperti di Selat Gonzalu Larantuka yang konon katanya memiliki arus laut terkuat di

Kupang (AntaraNews NTT) - Menteri ESDM Ignasius Jonan tampaknya tidak hanya sekadar mengikuti Prosesi Jumat Agung di Larantuka pada 30 Maret 2018, namun juga memiliki misi khusus untuk mengembangkan pembangkit listrik yang bersumber dari arus laut Selat Gonzalu.

Kecepatan arus laut yang keluar masuk Selat Gonzalu antara Larantuka daratan di Pulau Flores bagian timur dengan Pulau Adonara di bagian barat, tampak sangat fenomenal.

Pada saat bulan baru dan bulan purnama, kecepatan arus laut yang keluar dari Selat Gonzalu menuju Laut Flores, pada beberapa titik bisa mencapai 4,0 meter/detik,

"Arus laut dengan kecepatan sederas ini, sungguh menyimpan energi kinetik yang besar, yang dapat diubah menjadi tenaga listrik," kata Erwandi, anggota tim perekayasa UPT Laboratorium Hidrodinamika Indonesia, BPPT mengacu pada uji coba prototipe pembangkit listrik tenaga arus laut yang dipublikasikan pada 15 September 2010 oleh Indonesian Marine Current Turbine.

Ia menjelaskan turbin PLTAL yang dipasang adalah turbin poros vertikal tipe Darrieus berbilah turbin lurus dengan diameter putar dua meter dan panjang bilah dua meter, dengan efisiensi total 35 persen, turbin dapat menghasilkan listrik dua kW pada kecepatan arus 1.4 m/detik.

Generator PLTAL yang digunakan adalah generator tipe magnet permanen (permanent magnetic generator) dengan kapasitas 3,5 kW pada putaran 250 rpm (rotasi per menit).

Untuk menstabilkan daya listrik yang naik turun mengikuti naik turunnya kecepatan arus laut maka output listrik AC 3 phasa diubah menjadi DC. Arus DC diubah kembali menjadi AC stabil bertegangan 220 V dan frekuensi 50 Hz melalui inverter kapasitas 2 kW.

Prototipe PLTAL dipasang pada posisi kurang lebih 100 meter dari pelabuhan rakyat Dusun Tanah Merah, Desa Wureh, Kecamatan Adonara Barat Pulau Adonara. Agar ponton penyangga turbin tidak hanyut terbawa arus laut maka empat buah jangkar dan sistem tambat dipasang untuk menjaga agar ponton tetap pada tempatnya.

Baca juga: Tarif Listrik Arus Laut Gonzalu Sedang Dibahas

. Sebuah Tim Peneliti dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) sedang melakukan uji coba pengembangan pembangkit listrik arus laut (PLTAL) di Selat Gonzalu Larantuka. (ANTARA Foto/dok)
Prototipe Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut saat senja, juga memiliki fenomena tersendiri. Air laut di tengah ponton bergolak karena putaran turbin yang menghasilkan nyala lampu. PLTAL sukses berputar menghasilkan listrik berfluktuasi antara 900 -2000 W.

Arus laut yang keluar masuk Selat Gonzalu dan selat-selat lain di sepanjang Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur, menurut Erwandi, akibat gaya tarik menarik antara bumi, bulan, dan matahari.

Gaya ini menimbulkan pasang naik dan pasang surut di Laut Sawu, dan Laut Flores. Karena ada perbedaan tinggi muka air laut antara kedua laut tersebut maka air mengalir dan bertambah kecepatannya menjadi arus laut yang deras saat melewati selat-selat sempit.

Hasil pemetaan menunjukkan bahwa potensi daya listrik Selat Gonzalu lebih dari 6.000 MW bergantung pada jumlah turbin yang dipasang. Potensi ini baru pada satu selat, padahal di Provinsi Nusa Tenggara Timur terdapat banyak selat yang potensinya sama atau lebih besar dari Selat Gonzalu.

Potensi daya listrik Selat Gonzalu yang mencapai lebih dari 6.000 MW itu, tampaknya membuat Menteri Jonan tergerak hatinya untuk mengembangkan pembangkit listrik tenaga arus laut (PLTAL) di Selat Gonzalu Larantuka, setelah mengikuti Prosesi Jumat Agung nan abadi di kota kecil di bawah kaki Ile Mandiri itu.

Dalam pandangan Menteri Jonan, Indonesia sebagai negara kepulauan mempunyai topografi yang ideal untuk mengembangkan energi dari arus laut. Selat sempit Gonzalu antara dua pulau tersebut, menghasilkan potensi energi yang cukup besar untuk dimanfaatkan sebagai sumber energi alternatif berbasis energi baru terbarukan.

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Rida Mulyana juga telah meninjau lokasi rencana pengembangan Pembangkit Listrik Arus Laut (PLTAL) di Selat Gonzalu Larantuka saat kunjungan Menteri Energi Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan ke Larantuka pada 30 Maret 2018.

Baca juga: Pembangkit Listrik Arus Laut Dibangun Di Flores

Menteri ESDM Ignasius Jonan

Sebagai negara kepulauan, Indonesia banyak mempunyai selat yang jaraknya sempit yang mengindikasikan arus laut yang potensial untuk dikembangkan sumber energi listrik seperti di Selat Gonzalu Larantuka yang konon katanya memiliki arus laut terkuat di dunia.

Indonesia memiliki luas wilayah lautan tiga kali lebih besar dari luas daratan, namun kegiatan pemanfaatan energi laut untuk pembangkit listrik belum berkembang.

Dan, pijakan Menteri Jonan untuk mengembangkan pembangkit listrik dari sumber energi arus laut itu mengacu pada UU No. 30/2007 tentang Energi maupun UU No. 17/2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN).

Teknologi sederhana
Dalam rangka pengembangan energi arus laut tersebut, pada tanggal 9 November 2017 lalu, delegasi Indonesia yang dipimpin Rida Mulyana mengunjungi perusahaan pengembang energi arus laut, Naval Energies di Cherbourg, Prancis, yang hanya memiliki teknologi turbin sederhana dengan menggunakan air laut sebagai pelumas.

Dengan teknologi itu, biaya operasi dan pemeliharaan lebih rendah jika dibandingkan menggunakan teknologi propeler. Teknologi open hydro open centre turbine yang memiliki diameter 16 meter dan kecepatan arus dua-lima meter per detik itu dapat menghasilkan listrik sebesar 2 MW.

PT Arus Indonesia Raya (AIR), perusahaan yang memiliki kerja sama dengan Naval Energies dalam mengembangkan industri turbin arus laut, telah melakukan studi di beberapa lokasi Indonesia, dan menilai 12 titik lokasi yang cocok untuk pengembangan potensi listrik yang dapat dihasilkan dari arus laut, yang salah satu di antaranya adalah Selat Gonzalu Larantuka.

Arus laut Selat Gonzalu, telah diujicoba pula Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi unit Surabaya untuk menghasilkan energi listrik, yang mampu memenuhi kebutuhan listrik bagi warga Larantuka dan sekitarnya dan masyarakat Pulau Adonara, dan mungkin juga seluruh daratan Pulau Flores hingga Pulau Lembata.

Baca juga: Disetujui Tarif Dasar Listrik Arus Laut

Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan (ANTARA Foto/Bermadus Tokan)

Tingginya potensi energi listrik arus laut di Indonesia membuat Belanda tertarik untuk mengembangkan potensi energi arus tersebut, terutama di Selat Gonzalu Larantuka, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).

"Belanda berkeinginan yang sangat kuat untuk mengembangkan energi listrik arus laut Selat Gonzalu Larantuka, namun hanya mampu sekitar 30 Mega Watt (MW) dari potensi yang ada," kata Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan.

Pemanfaatan energi arus laut ini menjadi salah satu langkah pemerintah untuk mengembangkan potensi energi baru dan terbarukan di Indonesia. Dan, Luhut Pandjaitan sendiri mengaku baru mengetahui Indonesia memiliki potensi energi arus laut yang begitu besar hingga mencapai 300 MW di dalam satu kawasan saja.

Namun, berdasarkan hasil pemetaan yang dilakukan UPT Laboratorium Hidrodinamika Indonesia, BPPTmenunjukkan bahwa potensi daya listrik Selat Gonzalu lebih dari 6.000 MW bergantung pada jumlah turbin yang dipasang.

Menurut Luhut, harga listrik yang dihasilkan masih cukup mahal, namun diprediksi akan ada penyesuaian seiring perjalanan waktu. "Sekarang masih sekitar 9-10 sen dolar AS per kWh, tetapi saya kira dalam perjalanan waktu biayanya sekitar enam sen dolar per kWh. Kalau bisa enam-tujuh sen per dolar kWh, saya kira sudah cukup baik," katanya.

"Kita akan tes dulu 30 MW ini. Teknologinya dari Belanda dan Jerman dengan kerja sama BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi)," katanya dan menambahkan konsorsium Belanda juga telah menyatakan minatnya berinvestasi di bidang pengembangan potensi energi listrik arus laut Selat Gonzalu Larantuka pada akhir 2015 lalu.

Baca juga: Belanda Survei Arus Laut Labuan Bajo

Labuan Bajo, Flores

Dari 12 titik arus laut yang ada di Indonesia, Selat Gonzalu yang memisahkan Larantuka daratan di Pulau Flores bagian timur dengan Pulau Adonara di bagian barat, dianggap sebagai lokasi terbaik untuk menghimpun potensi energi listrik yang besar.

Berdasarkan hasil survei awal, diketahui arus laut Selat Gonzalu memiliki kekuatan 2,5 meter per detik pada bulan gelap dan 3,5 meter per detik pada bulan terang (purnama), akibat pengaruh gravitasi bulan menarik permukaan laut di bumi.

Semua data telah terpetakan dengan jelas mengenai potensi pembangkit listrik tenaga arus laut (PLTAL) Selat Gonzalu Larantuka, dan rakyat Flores Timur tampaknya hanya menanti janji dari Menteri Energi Sumber Daya Minertal (ESDM) Ignasius Jonan untuk merealisasikan rencananya tersebut.