BPOLBF : optimalisasikan potensi lokal desa wisata mandiri Floratama

id floratama,boplbf,desa wisata,labuan bajo,manggarai barat,NTT

BPOLBF : optimalisasikan potensi lokal desa wisata mandiri Floratama

Direktur Utama BPOLBF Shana Fatina (ANTARA/Fransiska Mariana Nuka)

Mereka harus bangga dengan budaya sendiri dan mencintai alam serta lingkungan di mana tempat mereka lahir dan dibesarkan,"
Labuan Bajo (ANTARA) - Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) terus mendorong pemanfaatan potensi lokal dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat di desa wisata dalam kawasan Flores, Alor, Lembata, dan Bima (Floratama).

"Kami berharap bisa membantu para pengelola desa untuk mengoptimalkan potensi wisata yang ada di desa melalui pemberdayaan terutama sumber daya manusianya sehingga mampu menghasilkan nilai tambah secara ekonomi dan lingkungan bagi desa," kata Direktur Utama BPOLBF Shana Fatina dalam keterangan yang diterima di Labuan Bajo, Senin.

Pengoptimalan potensi desa wisata dilakukan BPOLBF dengan menggelar berbagai diskusi baik daring maupun luring, seperti salah satunya webinar Webinar Desa Wisata Floratama Season 4.0 yang digelar pada Jumat.

Webinar itu dapat menjadi sarana belajar bersama tentang desa wisata dengan menggali dan melihat bersama potensi dari desa masing-masing untuk menemukan ide dan gagasan bagi pengembangan desa.

Dengan demikian, katanya, semua pihak yang mengelola desa wisata dapat berjalan dan bertumbuh bersama.

Baca juga: BPOLBF minta PHRI siapkan katalog bagi wisatawan yang berkunjung ke Labuan Bajo
Baca juga: Sambut KTT G20, Badan Otorita dorong pelaku usaha daftarkan tempat usahanya


Sementara itu Direktur Destinasi BPOLBF Konstan Mardinandus menyambung agar berbagai materi yang diberikan dapat menambah wawasan para peserta dan menjadi masukan dalam membangun khususnya desa-desa wisata yang ada di kawasan. Dengan begitu, lanjut dia, tata kelola desa wisata di kawasan Floratama dapat terus berjalan terutama untuk mempersiapkan aspek 3A yakni atraksi, amenitas, aksesbilitas.

Dalam webinar tersebut Ketua Yayasan Sumba Hospitality Redempta Bato menyampaikan, pengelolaan desa wisata dapat dimulai melalui pendidikan, baik formal maupun informal.

Selain sumber daya alam dan budaya, aspek penting dalam pariwisata adalah sumber daya manusia (SDM). Dengan SDM yang mampu melayani dengan baik, ia meyakini desa-desa wisata dapat berperan membuat wisatawan dapat tinggal lebih lama dan menikmati berbagai pengalaman yang ditawarkan.

Melalui edukasi yang baik, kata Redempta, mereka berupaya membangun dan memperkuat SDM agar masyarakat dapat menjaga kelestarian alam.

Mereka terus berupaya menyiapkan generasi muda yang mampu melayani dengan baik dan tidak hanya menjadi penonton tetapi juga turut berperan dalam industri pariwisata.

"Mereka harus bangga dengan budaya sendiri dan mencintai alam serta lingkungan di mana tempat mereka lahir dan dibesarkan," tandas Redempta.