Dampak kekeringan di NTT masih normal

id Pertanian

Dampak kekeringan di NTT masih normal

Para pertanian di Nusa Tenggara Timur masih memanfaatkan sisa air dalam musim kemarau ini untuk menanam.

Dinas Pertanian Provinsi Nusa Tenggara Timur menyatakan dampak kekeringan akibat musim kemarau di provinsi setempat hingga saat ini masih dalam batas normal terhadap kondisi pertanian.
Kupang (AntaraNews NTT) - Dinas Pertanian Provinsi Nusa Tenggara Timur menyatakan dampak kekeringan akibat musim kemarau di provinsi setempat hingga saat ini masih dalam batas normal terhadap kondisi pertanian.

"Musim kering saat ini kami anggap masih normal, belum berdampak siginifikan pada pertanian," kata Kepala Dinas Pertanian Provinsi Nusa Tenggara Timur Yohanis Tay Ruba kepada Antara di Kupang, Rabu (20/6).

Ia mengatakan kekeringan ekstrem memang telah melanda sejumlah daerah di NTT seperti Wulandoni di Kabupaten Lembata, serta wilayah Temu Kanatang dan Malahar di Kabupaten Sumba Timur, sesuai inforamasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) setempat.

Menurut Yohanis, dampak kekeringan ektrem belum melanda lahan-lahan pertanian potensial penghasil padi, seperti di wilayah barat Pulau Flores, Pulau Timor, dan Rote. "Para petani padi juga saat ini sudah mulai persiapan untuk menanam lagi di musim 2018 ini," katanya.

Untuk tanaman padi, pihaknya mencatat ada penambahan luas areal tanam selama periode Oktober 2017-Maret 2018 lebih dari 6.000 hektare atau meningkat dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

Baca juga: Dinas Pertanian Pantau Laporan Kekeringan di NTT
Para petani sedang menanam padi di sawah

Pada periode yang sama di 2016-2017 lalu luas areal tanam di atas 260 ribu hektare, kali ini sedikit bertambah lagi sekitar 6.000 hektare lebih," katanya dan menambahkan "Kami juga terus mengarahkan para petani di daerah-daerah irigasi yang memiliki ketersediaan air yang cukup agar mulai siap menanam".

Terhadap dampak kekeringan ekstrem, lanjutnya, akan terus dipantau. Jika perkembangan kondisi itu melanda wilayah-wilayah potensial pertanian maka segera diatasi.

"Sejauh ini belum berdampak signifikan. Kami akan terus koordinasi untuk memantau kondisi di lapangan untuk langka-langka antisipasi atau penanggulangan," katanya.