Desa Silawan rindukan rumah layak huni

id RUMAH

Desa Silawan rindukan rumah layak huni

Rumah layak huni menjadi impian warga Desa Silawan di Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur. (ANTARA Foto/dok)

"Masih ada puluhan rumah warga yang beratap daun gewang serta berdinding bebak, dan berlantai tanah sehingga diprioritaskan untuk direhabilisasi menjadi rumah yang layak dihuni," kata Ferdinandus Monis Bili.
Kupang (AntaraNews NTT) - Pemerintah Desa Silawan di Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur sangat merindukan rumah layak huni bagi warganya yang bermukim di wilayah tapal batas negara dengan Timor Leste itu.

"Masih ada puluhan rumah warga yang beratap daun gewang serta berdinding bebak, dan berlantai tanah sehingga diprioritaskan untuk direhabilisasi menjadi rumah yang layak dihuni," kata Kepala Desa Silawan Ferdinandus Monis Bili ketika dihubungi Antara dari Kupang, Sabtu (21/7).

Ia menjelaskan, Desa Silawan memiliki sebanyak 983 kepala keluarga (KK), namun masih sekitar 55 KK di antaranya memiliki rumah yang belum layak untuk dihuni.

Menurutnya, pembangunan rumah layak huni sudah dilakukan secara bertahap sejak 2016 sdengan memanfaatkan alokasi dana desa dari pemerintah pusat.

Pada 2016, alokasi jumlah rumah warga yang sudah direhabilisasi sebanyak 17 unit dan di 2017 sebanyak 10 unit. "Pada 2018, kami akan membangun 10 unit rumah layak huni dengan memanfaatkan alokasi dana desa," katanya.

Baca juga: 3.000 Unit Rumah Ditargetkan Dibangun Pada 2018

Ferdinandus mengatakan, Desa Silawan mendapat kucuran dana desa pada 2018 sekitar Rp900 juta atau mengalami kenaikan dari 2017 yang hanya sebesar Rp600 juta lebih.

Ie menjelaskan dana desa yang dikucurkan untuk pembangunan rumah layak huni itu sebesar Rp7,5 juta per KK, termasuk di dalamnya adalah upah kerja.

Dana tersebut, lanjutnya, digunakan untuk pengadaan material atau bahan-bahan bangunan yang dibutuhkan seperti seng, batu bata, semen, pasir, dan lainnya.

"Jadi pembangunan dilakukan dengan pendekatan pemberdayaan. Pemerintah desa hanya menyiapkan dana untuk pengadaan material bangunan kemudian yang kerjakan itu pemilik rumah," katanya.

Ferdinandus menambahkan, pembangunan rumah akan dialokasikan secara bertahap setiap tahun hingga mencapai target sebanyak 55 rumah yang tidak layak dihuni.

"Alokasi dana desa yang semakin meningkat setiap tahun itu tentu akan digunakan untuk mempercantik desa dengan membangun rumah layak huni, karena berada di beranda terdepan NKRI," katanya.

Baca juga: Masyarakat Sumba diminta bangun rumah tahan gempa