Presiden Joko Widodo ajak Jerman olah potensi energi terbarukan di Indonesia
...Soal penguatan kerja sama perubahan iklim, saya menghargai dukungan Jerman dalam pembangunan Green Infrastructure Initiative senilai 2,5 miliar euro, termasuk pembangunan pusat mangrove dunia yang baru saja diresmikan beberapa hari lalu
Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengajak Federasi Jerman berpartisipasi mengolah potensi energi baru dan terbarukan di Indonesia.
"Soal penguatan kerja sama perubahan iklim, saya menghargai dukungan Jerman dalam pembangunan Green Infrastructure Initiative senilai 2,5 miliar euro, termasuk pembangunan pusat mangrove dunia yang baru saja diresmikan beberapa hari lalu," kata Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan Bogor, Kamis, (16/6/2022).
Presiden Jokowi menyampaikan hal tersebut dalam pernyataan pers bersama dengan Presiden Federasi Jerman Frank-Walter Steinmeier.
"Kemudian integrasi transmisi hijau di Sulawesi Utara senilai 150 juta euro serta pilot project energi geotermal senilai 300 juta euro. Saya mengajak Jerman menjadi partner dalam mengolah potensi-potensi energi baru terbarukan di Indonesia," tambah Presiden.
Green Infrastructure Initiative (GII) atau Prakarsa Infrastruktur Hijau adalah kerja sama antara pemerintah Indonesia-Jerman dalam mendukung upaya Indonesia mengurangi emisi gas rumah kaca secara berkelanjutan.
GII menyediakan fasilitas kerja sama keuangan selama 5 tahun dengan nilai mencapai 2,5 miliar (sekitar Rp40,7 triliun) untuk mendukung proyek infrastruktur yang relevan dengan lingkungan dan iklim melalui pinjaman bersubsidi dan pinjaman promosi yang disalurkan melalui Bank Pembangunan Jerman (KfW).
Investasi GII tersebut disepakati dalam perundingan bilateral pada 1 Oktober 2019 di Berlin untuk tiga sektor tematik, yaitu pengelolaan sampah padat, pengelolaan air dan limbah cair, dan angkutan umum perkotaan.
Adapun Pusat Mangrove Dunia (World Mangrove Center) juga baru diluncurkan pada 11 Juni 2022 lalu oleh Presiden Jokowi di Pusat Persemaian Nasional, Rumpin, Kabupaten Bogor.
Selain masalah lingkungan dan perubahan iklim, Presiden Jokowi juga mengajak kolaborasi Jerman yang saat ini adalah Ketua kelompok G7.
"Keempat, kolaborasi G20 di bawah Presidensi Indonesia dan G7 di bawah keketuaan Jerman. G20 dan G7 punya prioritas yang sama yaitu transisi energi," ungkap Presiden.
"Saya mengundang kontribusi Jerman dan negara-negara G7 dalam berbagai pengetahuan dan teknologi serta akses pendanaan. Saya mengajak Jerman mendukung pembentukan energy transition financing dan pasar karbon di Indonesia serta kerja sama di bidang riset hidrogen dan mobil listrik," tambah Presiden.
Hubungan Diplomatik Indonesia – Jerman dibuka secara resmi pada 25 Juni 1952 sehingga tahun ini, kedua negara resmi memperingati 70 tahun pembukaan hubungan diplomatik.
Baca juga: Presiden Jokowi minta sistem aplikasi penerbitan sertifikat hitungan jam
Baca juga: Presiden sebut Indonesia-Australia miliki dua fondasi kuat
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Presiden Jokowi ajak Jerman olah potensi energi terbarukan Indonesia
"Soal penguatan kerja sama perubahan iklim, saya menghargai dukungan Jerman dalam pembangunan Green Infrastructure Initiative senilai 2,5 miliar euro, termasuk pembangunan pusat mangrove dunia yang baru saja diresmikan beberapa hari lalu," kata Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan Bogor, Kamis, (16/6/2022).
Presiden Jokowi menyampaikan hal tersebut dalam pernyataan pers bersama dengan Presiden Federasi Jerman Frank-Walter Steinmeier.
"Kemudian integrasi transmisi hijau di Sulawesi Utara senilai 150 juta euro serta pilot project energi geotermal senilai 300 juta euro. Saya mengajak Jerman menjadi partner dalam mengolah potensi-potensi energi baru terbarukan di Indonesia," tambah Presiden.
Green Infrastructure Initiative (GII) atau Prakarsa Infrastruktur Hijau adalah kerja sama antara pemerintah Indonesia-Jerman dalam mendukung upaya Indonesia mengurangi emisi gas rumah kaca secara berkelanjutan.
GII menyediakan fasilitas kerja sama keuangan selama 5 tahun dengan nilai mencapai 2,5 miliar (sekitar Rp40,7 triliun) untuk mendukung proyek infrastruktur yang relevan dengan lingkungan dan iklim melalui pinjaman bersubsidi dan pinjaman promosi yang disalurkan melalui Bank Pembangunan Jerman (KfW).
Investasi GII tersebut disepakati dalam perundingan bilateral pada 1 Oktober 2019 di Berlin untuk tiga sektor tematik, yaitu pengelolaan sampah padat, pengelolaan air dan limbah cair, dan angkutan umum perkotaan.
Adapun Pusat Mangrove Dunia (World Mangrove Center) juga baru diluncurkan pada 11 Juni 2022 lalu oleh Presiden Jokowi di Pusat Persemaian Nasional, Rumpin, Kabupaten Bogor.
Selain masalah lingkungan dan perubahan iklim, Presiden Jokowi juga mengajak kolaborasi Jerman yang saat ini adalah Ketua kelompok G7.
"Keempat, kolaborasi G20 di bawah Presidensi Indonesia dan G7 di bawah keketuaan Jerman. G20 dan G7 punya prioritas yang sama yaitu transisi energi," ungkap Presiden.
"Saya mengundang kontribusi Jerman dan negara-negara G7 dalam berbagai pengetahuan dan teknologi serta akses pendanaan. Saya mengajak Jerman mendukung pembentukan energy transition financing dan pasar karbon di Indonesia serta kerja sama di bidang riset hidrogen dan mobil listrik," tambah Presiden.
Hubungan Diplomatik Indonesia – Jerman dibuka secara resmi pada 25 Juni 1952 sehingga tahun ini, kedua negara resmi memperingati 70 tahun pembukaan hubungan diplomatik.
Baca juga: Presiden Jokowi minta sistem aplikasi penerbitan sertifikat hitungan jam
Baca juga: Presiden sebut Indonesia-Australia miliki dua fondasi kuat
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Presiden Jokowi ajak Jerman olah potensi energi terbarukan Indonesia