Sembilan titik panas di NTT

id BMKG

Sembilan titik panas di NTT

Ota Welly Jenni Thalo. (ANTARA Foto/Bernadus Tokan)

"Saat ini ada sembilan titik panas yang berhasil terpantau sehingga harus diwaspadai agar tidak menimbulkan kebakaran," kata Ota Welly Jenni Thalo.
Kupang (AntaraNews NTT) - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun El Tari Kupang mencatat ada sembilan titik panas (hotspot) di wilayah Nusa Tenggara Timur yang berpotensi menimbulkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

"Saat ini ada sembilan titik panas yang berhasil terpantau sehingga harus diwaspadai agar tidak menimbulkan kebakaran," kata Kepala Seksi Observasi dan Informasi BMKG Stasiun El Tari Kupang Ota Welly Jenni Thalo di Kupang, Selasa (16/10).

Ia menjelaskan titik panas yang berpotensi menimbulkan kebakaran lahan dengan tingkat kepercayaan 80 persen ini terhadapat di Kabupaten Kupang, Timor Tengah Utara, Belu, Alor, Lembata, Nagekeo, Manggarai Timur, Sumba Barat dan Sumba Timur.

"Sembilan titik panas yang berhasil terpantau itu berdasarkan laporan pencitraan dari satelit NOAA melalui modis Terra dan Aqua. Atas dasar itu, kami mengimbau masyarakat untuk waspada karena berpotensi terjadi kebakaran," ujarnya.

Jenni Thalo menjelaskan titik panas (hotspot) yang berhasil terpantau itu dapat digunakan untuk mengidentifikasi awal kejadian kebakaran hutan dan lahan, selain kepercayaan (confidence level) terhadap kejadian kebakaran.

Artinya, semakin tinggi tingkat kepercayaan, maka semakin tinggi pula potensi tingkat titik panas itu benar-benar membakar hutan dan lahan, karena analisis data titik panas ini menggunakan data dengan tingkat kepercayaan = 80 persen.

Baca juga: BMKG : Lima titik panas di NTT
Baca juga: Lima Titik Panas Sebabkan Kebakaran di NTT


"Kondisi ini dilakukan karena SiPongi sebagai sistem monitoring kebakaran hutan dan lahan lebih fokus mendeteksi indikasi kebakaran hutan dan lahan di lapangan dengan tingkat kemungkinan tertinggi," demikian Ota Welly Jenni Thalo.