Kupang (ANTARA) - Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) memfokuskan penanganan kasus kekerdilan (stunting) yang terjadi pada 19.291 anak berusia di bawah dua tahun (baduta) dalam rangka menurunkan kasus stunting di provinsi berbasiskan kepulauan itu.
"Fokus kami dalam penanganan stunting diarahkan pada 19.291 baduta karena yang sudah berusia 3-5 tahun itu juga diintervensi tetapi tidak memberikan hasil yang signifikan, kata Kepala Bidan Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Provinsi NTT Iwan Pelokilla ketika dikonfirmasi di Kupang, Selasa, (22/11/2022).
Ia menjelaskan jumlah kasus stunting di NTT yang tercatat per Agustus 2022 mencapai sebanyak 77.000 lebih orang. Dari jumlah tersebut yang berusia di bawah dua tahun sebanyak 19.291 orang anak.
Anak baduta tersebut, kata dia menjadi fokus intervensi karena berada berada dalam usia 6-23 bulan sehingga lebih berpeluang memberikan hasil yang signifikan.
Iwan menyebutkan sejumlah upaya pencegahan dan penanganan stunting yang dilakukan seperti pemberian makanan pendamping air susuh ibu (ASI), pemberian tablet tambah darah bagi ibu hamil minimal 90 tablet selama kehamilan.
Selain itu pemberian makanan tambahan (PMT) bagi ibu hamil yang kekurangan energi kronis, PMT bagi bayi gizi kurang, penimbangan rutin dan sebagainya.
Iwan menyebutkan pelaksanaan PMT berbasis pangan lokal juga sudah mulai dijalankan di lima kabupaten yaitu Kupang, Lembata, Manggarai Timur, Sumba Tengah, dan Manggarai Barat.
Salah satu komoditi lokal yang diandalkan untuk PMT lokal ini yaitu daun kelor yang telah diolah menjadi serbuk yang kemudian dicampurkan pada makanan.
Baca juga: Lima kabupaten di NTT menjadi percontohan PMT berbasis pangan lokal
Iwan menambahkan kondisi angka prevalensi stunting per Agustus 2022 tercatat sebesar 17,7 persen sehingga upaya intervensi terus dilakukan agar terus menurun sesuai dengan yang ditargetkan.
Baca juga: Bulog salurkan 78 ton beras fortivit atasi stunting di NTT
"Upaya intervensi yang difokuskan pada baduta ini merupakan bagian dari strategi yang diharapkan memberikan hasil yang signifikan dalam upaya penanganan stunting di NTT," katanya.