Sumba Timur dapat alokasi pembangunan jalan 20 KM

id Gidion

Sumba Timur dapat alokasi pembangunan jalan 20 KM

Bupati Sumba Timur Gidion Mbilijora (ANTARA Foto/Asis Lewokeda)

Kabupaten Sumba Timur di Pulau Sumba bagian timur, Nusa Tenggara Timur dalam tahun anggaran ini mendapat alokasi pembangunan jalan provinsi sepanjang 20 kilometer. 
Kupang (ANTARA News NTT) - Kabupaten Sumba Timur di Pulau Sumba bagian timur, Nusa Tenggara Timur dalam tahun anggaran ini mendapat alokasi pembangunan jalan provinsi sepanjang 20 kilometer. 

"Pembangunan ruas jalan provinsi sepanjang 20 km itu akan menyebar di seluruh wilayah Sumba Timur bagian timur hingga selatan dan menuju ke tengah," kata Bupati Sumba Timur Gidion Mbilijora ketika dihubungi Antara dari Kupang, Senin (7/1).

Ia mengapresiasi dukungan pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur untuk membangun jalan provinsi di daerahnya yang selama ini masih sulit dituntaskan.

Ia mengatakan selama ini daerahnya hanya mendapat alokasi pembangunan jalan provinsi hanya sekitar 2 kilometer hingga 2,5 kilometer setiap tahun, bahkan ada yang hanya mencapai 900 meter.

"Jadi dicicil sedikit-sedikit sehingga butuh waktu puluhan tahun baru bisa selesai karena ruas yang dibangun setiap tahun masih sangat terbatas" katanya.

Gidion mengakui, pembangunan jalan yang dialokasikan ini belum bisa menuntaskan masalah jalan provinsi di daerahnya dengan total lebih dari 100 kilometer.

Baca juga: Tokoh Adat desak pemerintah lanjutkan jalan lintas selatan

Namun, lanjutnya, alokasi jalan sepanjang 20 kilometer ini cukup membantu dan ia meyakini akan berdampak positif terhadap perekonomian masyarakat setempat.

"Terutama di wilayah setalan yang selama ini aksesnya masih sulit, sementara di sana juga ada banyak objek-objek wisata yang indah sekali," katanya.

Ia menambahkan, pada ruas jalan provinsi yang akan dibangun itu juga merupakan daerah penghasil komoditi pertanian seperti kopi, jambu mente, cengkih.

"Sehingga nantinya ketika jalan provinsi ini tuntas maka tidak hanya membuka akses menuju objek wisata namun juga hasil-hasil pertanian masyarakat bisa dipasarkan dengan mudah," katanya.

Baca juga: NTT butuh Rp3,7 triliun tuntaskan jalan provinsi