Jumat Agung peristiwa cinta tanpa pamrih, kata GMIM

id GMIM, Jumat Agung, peristiwa, cinta tanpa pamrih, selamatkan manusia

Jumat Agung peristiwa cinta tanpa pamrih, kata GMIM

Ketua Sinode Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM) Hein Arina memimpin perayaan Jumat Agung di Jemaat GMIM Rut Kalawat bersama dengan Gubernur Sulut Olly Dondokambey dan Bupati Minahasa Utara Joune Ganda, Jumat (7/4/2023). ANTARA/Nancy L. Tigauw

Mari kita sebagai orang percaya memaknai Hari Jumat Agung ini bukan hanya secara seremonial, tetapi terus ada perubahan dalam hidup kita, terjadi pertobatan setiap hari...

Manado (ANTARA) - Ketua Sinode Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM) Hein Arina mengatakan Jumat Agung merupakan peristiwa cinta tanpa pamrih Tuhan Yesus Kristus untuk menyelamatkan umat manusia.

"Jumat Agung untuk memperingati puncak penderitaan dan sengsara Yesus Kristus yang mati disalibkan di Golgota. Perjalanan-Nya sampai ke puncak Golgota adalah perjalanan yang sangat berat (Via Dolorosa)," kata dia di Manado, Jumat, (7/4/2023).

Tetapi, katanya, Yesus melakukan hal itu dan menyerahkan diri hingga mati karena dosa manusia.

Ia mengatakan Jumat Agung adalah hari kasih sayang sejati bagi orang percaya atau orang Kristen.

Ia mengatakan tidak ada peristiwa yang sehebat dan penuh cinta tanpa pamrih seperti kematian-Nya, bahkan rela mati untuk keselamatan semua umat manusia.

"Itulah pengorbanan Tuhan Yesus Kristus, peristiwa sungguh dahsyat, karena sangat sayang kepada manusia, pengorbanan yang sempurna atau cinta yang tulus, bukan perayaan hari kasih sayang seperti Valentine dijadikan pengingat atau kebiasaan kebudayaan yang dirayakan," katanya.

Dia menjelaskan tentang Injil Yohanes yang menceritakan tentang  Tuhan Yesus Kristus dikuburkan.

Beberapa hal yang bisa dipelajari, katanya, sebagai orang percaya menunjukkan iman atas Tuhan Yesus Kristus dalam segala hal.

"Oleh karena Tuhan sudah terlebih dahulu menyelamatkan kita makanya apapun situasi, kondisi, sakit, pergumulan, mungkin juga kegagalan tetaplah Tuhan Yesus Kristus di atas segala-galanya," katanya.

 

Ia juga mengemukakan tentang pentingnya umat tetap saling mengasihi dan mewujudkan ketaatan tanpa pamrih dan tak berkesudahan terhadap Tuhan Yesus

"Mari kita sebagai orang percaya memaknai Hari Jumat Agung ini bukan hanya secara seremonial, tetapi terus ada perubahan dalam hidup kita, terjadi pertobatan setiap hari, sehingga kita menjadi berkat," katanya.

Ia mengatakan kehadiran umat Kristen menjadi teladan, bukan menjadi batu sandungan untuk orang lain, baik di dalam cara berbicara, bersikap, dan menyelesaikan permasalahan hidup, dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab keluarga serta dalam pelayanan.

Melalui perayaan Jumat Agung, katanya, menyadarkan bahwa Tuhan Allah telah mengasihi manusia secara sempurna.

"Oleh karena itu mari kita merespons kasih Tuhan Allah dengan bersekutu, bersaksi, melayani dengan berani bertindak bagi kemuliaan-Nya sampai akhir hidup," katanya.


Baca juga: Perang Ukraina membayangi kebaktian Jumat Agung di Vatikan

Baca juga: Peziarah ikuti ibadah Jalan Salib dalam Semana Santa Larantuka