Artikel - Menjadi perempuan penumpang dalam angkutan umum

id Bilik khusus wanita,Artikel gender

Artikel - Menjadi perempuan penumpang dalam angkutan umum

Dokumentasi. Perempuan penumpang berada di gerbong khusus wanita naik KRL tujuan Bogor di Stasiun Manggarai, Jakarta, Selasa (13/8). ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

Kita semua sepakat bahwa pelecehan seksual adalah musuh bersama. Tetapi penyelesaiannya mesti menyentuh sisi kesadaran manusia, dalam hal ini lelaki...

Kepala Humas KAI Daop 1, Eva Chaorunisa, mengatakan bahwa sebenarnya tidak ada prioritas perempuan dalam pelayanan transportasi yang diberikan KAI.

Namun yang diprioritaskan adalah yang pertama kaum difabel, ibu hamil, lansia, orang yang sedang sakit, dan ibu bersama anak-anaknya. Ibu hamil dan ibu bersama anak diprioritaskan bukan karena mereka perempuan, tetapi karena berkebutuhan khusus, yakni hamil dan sedang bersama anak.

Perihal memberikan kursi khusus bagi wanita secara spontan, itu adalah sebuah kebiasaan publik transportasi yang patut diapresiasi.

Akan tetapi yang diwajibkan adalah pemberian kursi khusus bagi penumpang prioritas.

Di luar negeri, kursi-kursi prioritas yang sedang kosong pun jarang sekali ditempati oleh penumpang lain. Mereka lebih melihat itu sebagai hak khusus yang hanya layak didapatkan oleh para penumpang prioritas. Kalau masih kuat berdiri, ya berdiri saja.

Yang kemudian menjadi pertanyaan publik adalah apakah dengan kebijakan yang demikian, pelecehan benar-benar bisa dikurangi? Atau kebijakan bilik/busway khusus wanita ini hanya menjadi jurang semu yang dibuat untuk menjauh wanita dari ancaman pelecehan seksual.

Pada dasarnya, aturan yang dibuat untuk menjauhkan seseorang dari perbuatan melanggar terbukti efektif untuk menekan angka pelanggaran terhadap aturan tersebut.

Artinya, potensi manusia berbuat salah dipotong dengan menjauhkan objek pelanggarannya. Di sini, dimensi kebebasan manusia untuk tidak melanggar aturan semacam dikesampingkan.

Baca juga: Artikel - Potret ketidakadilan gender dalam kumcer Bulan Ziarah Kenangan

Kita semua sepakat bahwa pelecehan seksual adalah musuh bersama. Tetapi penyelesaiannya mesti menyentuh sisi kesadaran manusia, dalam hal ini lelaki.

Pemberian bilik/busway khusus bagi wanita seharusnya menjadi poin evaluasi bagi kaum lelaki, bahwa selama ini sudah banyak tindak pelecehan seksual yang dilakukan terhadap perempuan oleh laki-laki.

Baca juga: Kesetaraan Gender Indonesia Meningkat

Selama kesadaran komunal sebagai laki-laki serta kemauan untuk menjadi lebih baik tidak diinternalisasikan dalam diri kaum pria, dikhawatirkan bilik khusus perempuan hanya akan menjadi penunda sementara akan tindak pelecehan seksual.

Editor: Achmad Zaenal M


Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Menjadi perempuan penumpang dalam angkutan umum di Jakarta