Maumere (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur memperkuat pendataan dan pelaporan kejadian kasus rabies pada tujuh puskesmas yang menjadi Rabies Center.
"Kami punya tujuh Rabies Center yang berada di Puskesmas Watubaing, Puskesmas Waigete, Puskesmas Beru, Puskesmas Nita, Puskesmas Lekebai, Puskesmas Bola, dan Puskesmas Palue," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka, dr Maria Bernadina Sada Nenu di Maumere, Kabupaten Sikka, Senin, (22/5/2023).
Pada tujuh Rabies Center yang ada di puskemas, Dinas Kesehatan Sikka menekan terkait pelaporan dan pendataan kejadian rabies.
Pertama, Rabies Center di puskesmas wajib mengirimkan laporan kasus gigitan Hewan Penular Rabies (HPR) setiap minggu yakni pada hari Senin pagi, pukul 08.00 Wita.
"Agar kita di dinas kesehatan dapat memproses lanjut di level kabupaten," ujarnya.
Selanjutnya, Rabies Center wajib melaporkan ketersediaan vaksin anti rabies (VAR) sesuai dengan waktu yang sama.
Terakhir, semua Rabies Center wajib memastikan ketersediaan VAR dalam kondisi cukup untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat.
"Stok VAR saat ini di gudang farmasi kabupaten ada 1.000 vial, dan serum antirabies (SAR) 24 vial. Di tujuh puskesmas itu stok cukup," ucap Maria.
Data kasus gigitan HPR dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka bulan Januari 2023 sampai April 2023 mencatat sebanyak 518 kasus gigitan hewan penular rabies, 10 spesimen positif rabies dari 17 spesimen otak anjing yang diperiksa, dan satu kejadian meninggal akibat rabies.
Atas tingginya kasus rabies di Sikka, Maria menekankan agar para petugas kesehatan sigap dalam melakukan penatalaksanaan kasus gigitan.
Selain itu, fasilitas layanan kesehatan harus melakukan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) kepada masyarakat tentang pencegahan dan penanganan rabies.
"Jangan tunggu hingga muncul gejala, segera ke puskesmas atau Rabies Center terdekat untuk mendapatkan VAR," katanya berpesan.
Bupati Sikka Fransiskus Roberto Diogo telah mengeluarkan surat imbauan kesehatan agar masyarakat dapat mengambil langkah-langkah antisipasi perihal Kejadian Luar Biasa (KLB) rabies di wilayah tersebut.
Dalam imbauan kesehatannya, Bupati Sikka meminta masyarakat untuk melakukan cuci luka segera setelah digigit anjing. Luka harus dicuci menggunakan sabun atau detergen pada air mengalir selama 15 menit.
Setelah mencuci luka, kejadian itu harus dilaporkan ke puskesmas atau Rabies Center terdekat sehingga bisa mendapatkan VAR sesuai indikasi.
Selanjutnya para camat, lurah, dan kepala desa diminta untuk proaktif melakukan penyuluhan atau KIE secara rutin kepada masyarakat mengenai bahaya rabies dan cara pencegahan rabies.
Masyarakat juga diimbau untuk mengikat dan mengandangkan hewan penular rabies seperti anjing, kucing, dan kera.
Baca juga: Bupati Sikka imbau masyarakat lakukan langkah antisipasi KLB rabies
Baca juga: Nagekeo lakukan vaksinasi darurat cegah rabies
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Dinas Kesehatan Sikka NTT perkuat pelaporan pada tujuh Rabies Center
Dinas Kesehatan Sikka perkuat pelaporan pada tujuh Rabies Center
...Kami punya tujuh Rabies Center yang berada di Puskesmas Watubaing, Puskesmas Waigete, Puskesmas Beru, Puskesmas Nita, Puskesmas Lekebai, Puskesmas Bola, dan Puskesmas Palue
Pada