Pengamat : Keputusan Demokrat bergabung dengan KIM perlu dihargai

id pilpres 2024,demokrat,prabowo

Pengamat : Keputusan Demokrat bergabung dengan KIM perlu dihargai

Pengamat politik Universitas Muhammadiyah Kupang Dr. Ahmad Atang, MSi (ANTARA/Bernadus Tokan)

Sebagai partai politik, Demokrat harus menentukan pilihan ke mana arah koalisi pilpres. Dengan demikian, sudah dapat dipastikan bahwa spekulasi tentang arah koalisi partai Demokrat telah terjawab, kata Ahmad Atang di Kupang, Senin, (18/9/2023)
Kupang (ANTARA) - Pengamat politik yang juga pengajar ilmu komunikasi politik pada Universitas Muhammadiyah Kupang Dr. Ahmad Atang, MSi mengatakan, keputusan partai Demokrat untuk bergabung dengan koalisi Indonesia maju (KIM) yang akan mengusung Prabowo Subianto sebagai calon presiden merupakan sikap politik yang perlu di hargai.

"Sebagai partai politik, Demokrat harus menentukan pilihan ke mana arah koalisi pilpres. Dengan demikian, sudah dapat dipastikan bahwa spekulasi tentang arah koalisi partai Demokrat telah terjawab," kata Ahmad Atang di Kupang, Senin, (18/9/2023).

Dia mengemukakan pandangan itu berkaitah dengan berlabuhnya Partai Demokrat ke Koalisi Indonesia Maju yang mengusung Prabowo sebagai calon presiden pada Pilpres 2024.

Menurut dia, masuknya partai Demokrat dalam barisan Gerindra dan mitra koalisinya telah menambah kekuatan partai di belakang Prabowo Subianto. 

"Ini memberikan isyarat bahwa koalisi besar yang pernah di wacanakan benar-benar terjadi di kubu Prabowo Subianto," kata Ahmad Atang.

Dia menambahkan, Demokrat sebagai pendatang baru tentu tidak memiliki agenda dan kepentingan di balik itu. Artinya tidak ada target politik sebagaimana pengalaman dengan koalisi perubahan. Demokrat tentu akan menerima apapun nasibnya di koalisi KIM. 

Walaupun hingga saat ini Prabowo Subianto belum mengumumkan siapa cawapres yang akan mendampinginya tentu akan ditetapkan oleh partai koalisi termasuk Demokrat, katanya.

Dalam barisan koalisi KIM bergabung partai Gerindra, Golkar, PAN, PSI, Gelora dan PBB sebelum bergabungnya partai Demokrat, dan telah memunculkan beberapa nama cawapres yang disodorkan oleh partai koalisi, seperti PAN mendorong Erick Thohir, Golkar mengusulkan Airlangga Hartarto dan masih ada nama lain di luar partai koalisi.

Penentuan cawapres Prabowo Subianto menjadi pekerjaan tersendiri karena akan terjadi negosiasi dan kompromi politik antarpartai koalisi. 

Baca juga: Pengamat: Penetapan Cak Imin jadi cawapres mengubah figur cawapres

Fenomena ini jika tidak di kelola dengan baik dan terjadi kemandekan dalam negosiasi dan kompromi maka fenomena Demokrat di koalisi perubahan boleh jadi akan terulang di KIM, kata Ahmad Atang. 

Baca juga: Demokrat resmi dukung Prabowo

"Tapi sebaliknya ada keputusan win-win solusi maka penetapan cawapres akan berjalan mulus," kata pengajar ilmu politik pada sejumlah perguruan tinggi di NTT itu.