Mendikbudristek dan Wakil Dubes Australia meluncurkan buku karya INOVASI
"Pandemi justru menjadi kesempatan untuk mengakselerasi pendidikan dengan memberikan kemerdekaan bagi guru dalam menentukan model pembelajaran yang sesuai karakteristik peserta didik
Kupang (ANTARA) - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim bersama Wakil Duta Besar Australia untuk Indonesia, Stephen Scott meluncurkan buku “bangkit lebih kuat studi kesenjangan pembelajaran” sebagai upaya pemulihan pembelajaran di Indonesia.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim seperti dipantau secara daring dari Kupang, Rabu (27/9) mengatakan berbagai inovasi dalam pembangunan sektor pendidikan sangat terlihat dilakukan saat pandemi COVID-19 melanda Indonesia selama dua tahun sehingga dalam kondisi krisis itu bisa mengatasi krisis pembelajaran yang dihadapi dunia pendidikan.
Program Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia (INOVASI) telah mendukung peningkatan mutu pendidikan dasar khususnya pada bidang literasi dan numerasi di empat provinsi yaitu Provinsi Nusa Tenggara Timur, Provinsi Jawa Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat dan Kalimantan Utara.
Nadiem Makarim mengatakan program Merdeka Belajar adalah solusi dilakukan pemerintah dalam mengatasi krisis pembelajaran yang sudah berlangsung lama sebagai dampak pandemi COVID-19.
"Pandemi justru menjadi kesempatan untuk mengakselerasi pendidikan dengan memberikan kemerdekaan bagi guru dalam menentukan model pembelajaran yang sesuai karakteristik peserta didik," tegas Nadiem Makarim.
Baca juga: Rapor Pendidikan memudahkan sekolah petakan kondisi pendidikan
Baca juga: Nadiem : Dunia pendidikan butuh pemimpin transformasional
Menurutnya krisis yang terjadi dalam sektor pendidikan tidak saja terjadi saat pandemi tetapi sudah berlangsung puluhan tahun sehingga sangatlah dibutuhkan berbagai upaya inovasi dalam mengatasi berbagai kesenjangan yang terjadi.
"Masih rendahnya kemampuan literasi dan numerasi yang dimiliki para siswa bukan semata-mata karena kompetensi para pendidik sehingga terjadi kesenjangan. Itu Tidak benar, sistemnya juga memiliki banyak tantangan sehingga pembelajaran tidak bisa terjadi seperti pada saat ujian nasional memaksa semua guru dan kepala sekolah untuk fokus pada hafalan informasi. Hal itu saja sudah fatal termasuk kurikulum ," kata Nadiem Makarim.
Adanya sistem seperti itu kata dia para guru tidak bisa fokus dalam kegiatan pembelajaran bagi para siswa di kelas tetapi lebih pada hasil yang dicapai dalam Ujian Nasional.
"Tidak heran para siswa ketinggalan dalam kemampuan literasi dan numerasi dengan sistem itu. Filsafat guru sangat berbeda sebelum program merdeka belajar," kata Menteri Nadiem Makarim.
Ia mengatakan berbagai upaya dilakukan melalui program Merdeka Belajar selalu melibatkan kolaborasi para pemangku kepentingan mulai dari pemerintah pusat dan daerah, satuan pendidikan, masyarakat umum, keluarga, dan mitra pembangunan.
“Kami sangat mengapresiasi dukungan pemerintah Australia melalui program INOVASI. Kemitraan ini adalah wujud nyata kerja kolaborasi untuk menghadirkan transformasi di bidang pendidikan menjadi lebih baik,” kata Nadiem Makarim di hadapan Wakil Duta Besar Australia untuk Indonesia Stephen Scott serta Direktur Program INOVASI Mark Heyward.
Buku “bangkit lebih kuat studi kesenjangan pembelajaran” merupakan hasil kerja sama lembaga Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia (INOVASI) program kemitraan Pemerintah Indonesia dan Australia serta Studi Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP).
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim seperti dipantau secara daring dari Kupang, Rabu (27/9) mengatakan berbagai inovasi dalam pembangunan sektor pendidikan sangat terlihat dilakukan saat pandemi COVID-19 melanda Indonesia selama dua tahun sehingga dalam kondisi krisis itu bisa mengatasi krisis pembelajaran yang dihadapi dunia pendidikan.
Program Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia (INOVASI) telah mendukung peningkatan mutu pendidikan dasar khususnya pada bidang literasi dan numerasi di empat provinsi yaitu Provinsi Nusa Tenggara Timur, Provinsi Jawa Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat dan Kalimantan Utara.
Nadiem Makarim mengatakan program Merdeka Belajar adalah solusi dilakukan pemerintah dalam mengatasi krisis pembelajaran yang sudah berlangsung lama sebagai dampak pandemi COVID-19.
"Pandemi justru menjadi kesempatan untuk mengakselerasi pendidikan dengan memberikan kemerdekaan bagi guru dalam menentukan model pembelajaran yang sesuai karakteristik peserta didik," tegas Nadiem Makarim.
Baca juga: Rapor Pendidikan memudahkan sekolah petakan kondisi pendidikan
Baca juga: Nadiem : Dunia pendidikan butuh pemimpin transformasional
Menurutnya krisis yang terjadi dalam sektor pendidikan tidak saja terjadi saat pandemi tetapi sudah berlangsung puluhan tahun sehingga sangatlah dibutuhkan berbagai upaya inovasi dalam mengatasi berbagai kesenjangan yang terjadi.
"Masih rendahnya kemampuan literasi dan numerasi yang dimiliki para siswa bukan semata-mata karena kompetensi para pendidik sehingga terjadi kesenjangan. Itu Tidak benar, sistemnya juga memiliki banyak tantangan sehingga pembelajaran tidak bisa terjadi seperti pada saat ujian nasional memaksa semua guru dan kepala sekolah untuk fokus pada hafalan informasi. Hal itu saja sudah fatal termasuk kurikulum ," kata Nadiem Makarim.
Adanya sistem seperti itu kata dia para guru tidak bisa fokus dalam kegiatan pembelajaran bagi para siswa di kelas tetapi lebih pada hasil yang dicapai dalam Ujian Nasional.
"Tidak heran para siswa ketinggalan dalam kemampuan literasi dan numerasi dengan sistem itu. Filsafat guru sangat berbeda sebelum program merdeka belajar," kata Menteri Nadiem Makarim.
Ia mengatakan berbagai upaya dilakukan melalui program Merdeka Belajar selalu melibatkan kolaborasi para pemangku kepentingan mulai dari pemerintah pusat dan daerah, satuan pendidikan, masyarakat umum, keluarga, dan mitra pembangunan.
“Kami sangat mengapresiasi dukungan pemerintah Australia melalui program INOVASI. Kemitraan ini adalah wujud nyata kerja kolaborasi untuk menghadirkan transformasi di bidang pendidikan menjadi lebih baik,” kata Nadiem Makarim di hadapan Wakil Duta Besar Australia untuk Indonesia Stephen Scott serta Direktur Program INOVASI Mark Heyward.
Buku “bangkit lebih kuat studi kesenjangan pembelajaran” merupakan hasil kerja sama lembaga Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia (INOVASI) program kemitraan Pemerintah Indonesia dan Australia serta Studi Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP).