Artikel - Menyiapkan SDM berkecakapan khusus sambut pariwisata
...Hal itu penting dalam membentuk SDM yang berkualitas terutama dalam mengimplementasikan green tourism karena mitra-mitra memiliki potensi tersendiri yang sesuai dengan wilayahnya
Pariwisata berkelanjutan memiliki konsep terpadu terhadap pembangunan yang melibatkan tiga dimensi yaitu pertumbuhan ekonomi, keadilan sosial, dan perlindungan lingkungan.
Di Indonesia sendiri sudah banyak destinasi wisata yang mengusung green wisata ini termasuk di Bali, mulai dari konservasi berbagai keanekaragaman hayati, kesenian dan kebudayaan lokal di desa-desa, hingga kuliner asli daerah setempat.
Pariwisata berkelanjutan yang sudah dikembangkan Bali adalah pariwisata yang menyatu dengan alam dan ramah lingkungan termasuk dalam hal kebersihan lingkungannya.
Upaya Bali membangun desa wisata yang ramah lingkungan dalam mewujudkan pariwisata hijau sudah diterapkan melalui berbagai aturan seperti Peraturan Gubernur Bali Nomor 97 Tahun 2018 tentang Pembatasan Timbunan Sampah Plastik Sekali Pakai.
Aturan tersebut berhasil menekan ketergantungan plastik baik di hotel-hotel bintang lima, restoran-restoran, maupun pusat perbelanjaan ritel hingga lebih dari 80 persen meski belum terimplementasi sepenuhnya di pasar tradisional.
Selain itu, Pulau Dewata ini juga masif dalam menggunakan sumber energi baru terbarukan (EBT) dalam kegiatan pariwisata mengingat sudah diatur melalui Peraturan Gubernur Bali Nomor 48 tahun 2019 tentang Penggunaan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai.
Upaya Bali untuk membangun sebuah ekosistem pariwisata berkelanjutan tidak serta merta berjalan secara langsung pada implementasinya, tapi juga dibutuhkan persiapan matang, yang dimulai dari akar.
Dalam hal ini, peran sumber daya manusia (SDM) yang terlibat pada pariwisata berkelanjutan merupakan faktor terpenting untuk mewujudkan wajah Bali yang ramah lingkungan di mata wisatawan.
Diperlukan pendidikan mendasar yang mampu membentuk kesadaran terkait pentingnya green tourism agar para SDM mengerti upaya-upaya yang bisa mereka bentuk untuk menyukseskan pariwisata berkelanjutan.
Hal tersebut yang melatarbelakangi Politeknik Negeri Bali (PNB) mengusung green tourism sebagai inti dari kurikulum pendidikan yang diberikan kepada para mahasiswa di seluruh jurusan.
Kelihaian PNB dalam memasukkan aspek-aspek berkelanjutan dalam setiap pembelajaran berawal dari ketika kampus ini meraih hibah Polytechnic Education Development Project (PEDP) dari Asian Development Bank (ADB).
Hibah PEDP tersebut mendorong PNB untuk memiliki keunggulan yang berbeda dari politeknik lain di Indonesia seperti Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) dengan elektronika dan Politeknik Negeri Bandung dengan konstruksi.
Berangkat dari lingkungan di Bali yang sudah mulai sadar dan gencar dengan pariwisata berkelanjutan, maka PNB memilih green tourism sebagai keunggulannya.
Bahkan, kurikulum green tourism ini berhasil membawa PNB meraih dana hibah dari berbagai negara yang mendukung aspek berkelanjutan seperti dari Pemerintah Swiss untuk bidang Renewable Energy Skill Development serta Pemerintah Belanda untuk penguatan Renewable Energy Training Center.
Tak hanya itu, green tourism yang gencar diimplementasikan PNB turut membawa perguruan tinggi vokasi (PTV) tersebut mendapat hibah pendanaan melalui matching fund dan competitive fund dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).
Sebanyak 12 dosen dari seluruh jurusan di PNB dengan masing-masing proposal proyek berkonsep berkelanjutan dan mitra berhasil mendapat dana hibah dari Kemendikbudristek sebesar Rp2,78 miliar.
Proposal tersebut di antaranya mengenai pengembangan mesin es balok kristal dengan teknologi berkelanjutan, pengembangan wisata konservasi kawasan Desa Munduk melalui pendekatan ergonomi, serta pengembangan infrastruktur hijau pendukung ekowisata desa di Bali.
Proposal itu juga mengenai inovasi mesin sortasi green bean, pengembangan kontainer truk refrigerasi tenaga surya dengan teknologi listrik serta rekacipta sinergi seni pertunjukan dengan desain promosi berbasis digital metaverse.
Akselerasi green tourism di PNB
Di Indonesia sendiri sudah banyak destinasi wisata yang mengusung green wisata ini termasuk di Bali, mulai dari konservasi berbagai keanekaragaman hayati, kesenian dan kebudayaan lokal di desa-desa, hingga kuliner asli daerah setempat.
Pariwisata berkelanjutan yang sudah dikembangkan Bali adalah pariwisata yang menyatu dengan alam dan ramah lingkungan termasuk dalam hal kebersihan lingkungannya.
Upaya Bali membangun desa wisata yang ramah lingkungan dalam mewujudkan pariwisata hijau sudah diterapkan melalui berbagai aturan seperti Peraturan Gubernur Bali Nomor 97 Tahun 2018 tentang Pembatasan Timbunan Sampah Plastik Sekali Pakai.
Aturan tersebut berhasil menekan ketergantungan plastik baik di hotel-hotel bintang lima, restoran-restoran, maupun pusat perbelanjaan ritel hingga lebih dari 80 persen meski belum terimplementasi sepenuhnya di pasar tradisional.
Selain itu, Pulau Dewata ini juga masif dalam menggunakan sumber energi baru terbarukan (EBT) dalam kegiatan pariwisata mengingat sudah diatur melalui Peraturan Gubernur Bali Nomor 48 tahun 2019 tentang Penggunaan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai.
Upaya Bali untuk membangun sebuah ekosistem pariwisata berkelanjutan tidak serta merta berjalan secara langsung pada implementasinya, tapi juga dibutuhkan persiapan matang, yang dimulai dari akar.
Dalam hal ini, peran sumber daya manusia (SDM) yang terlibat pada pariwisata berkelanjutan merupakan faktor terpenting untuk mewujudkan wajah Bali yang ramah lingkungan di mata wisatawan.
Diperlukan pendidikan mendasar yang mampu membentuk kesadaran terkait pentingnya green tourism agar para SDM mengerti upaya-upaya yang bisa mereka bentuk untuk menyukseskan pariwisata berkelanjutan.
Hal tersebut yang melatarbelakangi Politeknik Negeri Bali (PNB) mengusung green tourism sebagai inti dari kurikulum pendidikan yang diberikan kepada para mahasiswa di seluruh jurusan.
Kelihaian PNB dalam memasukkan aspek-aspek berkelanjutan dalam setiap pembelajaran berawal dari ketika kampus ini meraih hibah Polytechnic Education Development Project (PEDP) dari Asian Development Bank (ADB).
Hibah PEDP tersebut mendorong PNB untuk memiliki keunggulan yang berbeda dari politeknik lain di Indonesia seperti Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) dengan elektronika dan Politeknik Negeri Bandung dengan konstruksi.
Berangkat dari lingkungan di Bali yang sudah mulai sadar dan gencar dengan pariwisata berkelanjutan, maka PNB memilih green tourism sebagai keunggulannya.
Bahkan, kurikulum green tourism ini berhasil membawa PNB meraih dana hibah dari berbagai negara yang mendukung aspek berkelanjutan seperti dari Pemerintah Swiss untuk bidang Renewable Energy Skill Development serta Pemerintah Belanda untuk penguatan Renewable Energy Training Center.
Tak hanya itu, green tourism yang gencar diimplementasikan PNB turut membawa perguruan tinggi vokasi (PTV) tersebut mendapat hibah pendanaan melalui matching fund dan competitive fund dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).
Sebanyak 12 dosen dari seluruh jurusan di PNB dengan masing-masing proposal proyek berkonsep berkelanjutan dan mitra berhasil mendapat dana hibah dari Kemendikbudristek sebesar Rp2,78 miliar.
Proposal tersebut di antaranya mengenai pengembangan mesin es balok kristal dengan teknologi berkelanjutan, pengembangan wisata konservasi kawasan Desa Munduk melalui pendekatan ergonomi, serta pengembangan infrastruktur hijau pendukung ekowisata desa di Bali.
Proposal itu juga mengenai inovasi mesin sortasi green bean, pengembangan kontainer truk refrigerasi tenaga surya dengan teknologi listrik serta rekacipta sinergi seni pertunjukan dengan desain promosi berbasis digital metaverse.
Akselerasi green tourism di PNB