Ma'ruf Amin tekankan pentingnya Asia-Afrika solid atasi isu global

id AALCO, pertemuan asia afrika, konferensi asia afrika, kejahatan laut, pencurian ikan Ilegal

Ma'ruf Amin tekankan pentingnya Asia-Afrika solid atasi isu global

Wakil Presiden Ma’ruf Amin (tengah) menghadiri pembukaan Organisasi Konsultasi Hukum Asia Afrika (AALCO) ke-61 di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Senin (16/10/2023) ANTARA/Dewa Ketut Sudiarta Wiguna

"AALCO diharapkan dapat memberikan sumbangsih dalam mendesain arsitektur hukum yang mengakomodasi kemajuan teknologi dan kecerdasan buatan untuk mendukung cita-cita luhur Konferensi Asia-Afrika,"

Nusa Dua, Bali (ANTARA) - Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin menekankan pentingnya negara-negara Asia Afrika yang tergabung dalam Organisasi Konsultasi Hukum Asia Afrika (AALCO) tetap solid untuk mengatasi sejumlah isu global.

"AALCO harus terus menghidupkan semangat solidaritas dan memperjuangkan suara bangsa Asia Afrika dalam pembentukan hukum internasional," kata Wapres Ma'ruf Amin pada pembukaan Organisasi Konsultasi Hukum Asia Afrika (AALCO) ke-61 di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Senin.

Menurut Wapres, solidaritas itu juga untuk memerangi kejahatan transnasional dan mengembalikan aset hasil kejahatan transnasional.

Kejahatan transnasional banyak dilakukan di kawasan laut dan merugikan negara di kawasan Asia dan Afrika.

"Saya mendorong AALCO memberikan konsep solusi yang mencerminkan sinergi dan respons terintegrasi bangsa Asia-Afrika atas tindak pidana transnasional di laut yang mengancam jiwa dan pertumbuhan ekonomi," katanya.


Wapres juga menekankan pentingnya peran AALCO dalam membentuk kerangka hukum yang akan menjadi fondasi bagi kemitraan antarnegara yang saling menguntungkan.

Utamanya dalam merespons berbagai persoalan global yang mengancam masa depan kemanusiaan dan pembangunan.

Wapres Ma'ruf mengharapkan negara yang tergabung dalam AALCO menghadirkan solusi terobosan atas isu-isu global terkini, seperti perubahan iklim dan pembangunan berkelanjutan, perdagangan antarnegara dan investasi internasional, persoalan kelautan, perampasan aset, serta perkembangan kecerdasan buatan.

Saat ini, ucap Wapres, seluruh negara mengerahkan upaya agar mampu menavigasi revolusi digital sehingga dapat memberikan keuntungan dan mengakselerasi kemajuan, bukan sebaliknya menjadi ancaman bagi masa depan manusia.

"AALCO diharapkan dapat memberikan sumbangsih dalam mendesain arsitektur hukum yang mengakomodasi kemajuan teknologi dan kecerdasan buatan untuk mendukung cita-cita luhur Konferensi Asia-Afrika," katanya.

Baca juga: Menkumham Anugerahkan 57 Anggota JDIHN terbaik tahun 2023
Baca juga: Menkumham sebut Indonesia menjadi anggota Dewan HAM bentuk apresiasi dunia



Konferensi Asia-Afrika di Bandung pada 1955 merupakan cikal bakal kelahiran AALCO.

Saat ini, Indonesia memimpin Keketuaan AALCO 2023 yang dipimpin Menteri Hukum dan HAM RI Yasonna Hamonangan Laoly selaku Presiden AALCO ke-61.

Mengenai kejahatan transnasional di laut, Menteri Yasonna menjelaskan dalam sidang AALCO ke-61 pihaknya akan meminta persamaan persepsi dengan negara Asia Afrika yang menjadi anggota terkait kejahatan itu di antaranya pencurian ikan.

"Kami akan berupaya pada sidang AALCO untuk menyampaikan kesamaan persepsi dan pendapat dari negara AALCO," katanya.

Pada sesi di pagi harinya, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, Yasonna H. Laoly, ditunjuk mewakili Indonesia sebagai Presiden the 61st Annual Session of AALCO. Amanah ini merupakan sesuatu yang spesial mengingat Indonesia sebagai salah satu negara pendiri AALCO yang saat itu lahir dari semangat pergerakan bangsa Asia dan Afrika untuk melepaskan diri dari belenggu kolonialisme dan imperialisme sebagai hasil Konferensi Asia Afrika di Bandung pada tahun 1955.

Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia akan memimpin rangkaian sidang 61st Annual Session of AALCO dari tanggal 16-20 Oktober 2023, yang akan membahas agenda-agenda yang selama ini telah dibahas pada sesi-sesi tahun sebelumnya, serta usulan baru dari negara-negara anggota AALCO.

Pada 61st Annual Session of AALCO tahun ini, sebagai tuan rumah Indonesia secara aktif mengajukan usulan agenda baru, yaitu terkait pembentukan Asset Recovery Expert Forum di antara negara-negara Asia-Afrika. Selain itu, Indonesia juga mengusulkan pembahasan subtopik baru pada agenda “the Law of the Sea”, yaitu terkait “Illegal Fishing as a Transnational Organized Crime”, serta dua subtopik baru pada pembahasan agenda “Environment and Sustainable Development”, yaitu “Combating Transnational Wildlife Crime” dan “Strengthening Asian-African Collaboration on Climate Change”.

Usulan Indonesia mengenai pembentukan Asset Recovery Expert Forum sebagai penguatan dalam upaya pengembalian aset hasil kejahatan transnasional, isu illegal fishing sebagai kejahatan transnasional yang terorganisir, isu kejahatan terhadap satwa liar lintas batas, serta kerjasama negara Asia – Afrika terkait perubahan iklim merupakan hal penting yang perlu menjadi perhatian, tidak hanya bagi Indonesia, tetapi juga bagi negara-negara Asia dan Afrika.

“Mari kita gunakan kesempatan pada 61st Annual Session of AALCO ini untuk mengobarkan kembali semangat kerja sama antara negara-negara Asia dan Afrika. Semangat ini, yang berakar pada Konferensi Asia-Afrika tahun 1955 yang bersejarah di Bandung, akan tetap menjadi inti aspirasi kita bersama.,"