Kupang, NTT (ANTARA) - Badan Narkotika Nasional Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) bersama Pemerintah Kota Kupang mendorong ketahanan keluarga bersih dari narkoba, melalui sinergi program alternatif di kawasan rawan narkoba Kelurahan Fatululi.
“Tujuan kegiatan ini sebagai forum koordinasi dalam pelaksanaan program dan kegiatan kewirausahaan rawan narkoba sehingga terjalin sinergi dengan stakeholder dan masyarakat,” kata Plt. Kepala BNN NTT Dominikus Tupen Sabon saat membuka rapat kerja dengan sejumlah stakeholder terkait di Kupang, Kamis.
Ia menyebutkan berdasarkan pemetaan pada tahun 2024 terdapat 9.270 kawasan rawan narkoba yang mengindikasikan banyaknya penyalahgunaan dan peredaran narkoba di Indonesia.
“Di wilayah NTT terdapat empat kawasan dengan kategori bahaya yang salah satunya Kelurahan Fatululi di Kota Kupang, sehingga pada 2025 mendapat intervensi langsung dari BNN NTT,” katanya.
Salah satu bentuk program alternatif dari BNN adalah melalui program kewirausahaan di wilayah Kelurahan Fatululi demi memperkuat ketahanan keluarga dan masyarakat dari sisi ekonomi.
Hal ini kata dia, sejalan dengan arahan Presiden RI yang mengimbau seluruh jajaran pemerintah pusat hingga daerah dan pelaku usaha untuk bersama mengembangkan potensi masyarakat di kawasan rawan narkoba menjadi lebih baik, produktif, kreatif, dan mandiri.
“BNN berusaha memfasilitasi dan menggerakkan seluruh komponen masyarakat di kawasan rawan untuk turut berpartisipasi dalam program pemberdayaan kewirausahaan sesuai potensi lokal,” katanya.
Dengan demikian, program ini akan mendukung ketahanan keluarga dan masyarakat agar tidak mudah terjerumus dalam ajakan bisnis gelap narkoba.
“Harapannya forum ini dapat merangkum setiap masukan dari para stakeholder demi tindak lanjut dan aksi nyata yang berdampak positif bagi masyarakat luas,” katanya.
Sementara itu, Kepala Badan Kesatuan Badan dan Politik (Kesbangpol) Kota Kupang Noce Nus Loa mengatakan bahwa ketahanan melawan narkoba harus dimulai dari diri, keluarga, dan di tengah masyarakat.
“Keluarga menjadi elemen penting karena kemampuan keluarga menjamin kesehatan dari aspek fisik, mental, sosial, dan ekonomi berperan dalam mencegah narkoba,” katanya.
Ia mengatakan aspek kesehatan ekonomi penting agar individu tidak mudah terjerumus dalam kejahatan transaksi jual beli narkoba.
Karena itu, ia mengapresiasi sinergi program kewirausahaan dari BNN demi pemberdayaan masyarakat di kawasan rawan narkoba.
Pihaknya juga berkomitmen bersama BNN akan terus memastikan setiap keluarga khususnya di wilayah Kota Kupang ada dalam sikap, perilaku, dan cara hidup yang sehat dan terbebas dari pengaruh narkoba.
“Pencegahan narkoba adalah tanggung jawab bersama demi menjaga anak-anak kita sebagai para generasi penerus,” katanya.