Harga ikan di Kupang alami kenaikan akibat cuaca buruk

id NTT, harga ikan,Kota Kupanhg

Harga ikan di Kupang alami kenaikan akibat cuaca buruk

Sejumlah nelayan dan pejual ikan sedang membeli ikan dari para nelayan yang baru tiba di TPI. ANTARA/Kornelis Kaha

...Tangkapan nelayan tidak banyak, sehingga harga ikan saat ini cukup tinggi, kata Leo pedagang ikan di pasar Naikoten, Kota Kupang, Senin, (26/2/2024)
Kupang (ANTARA) - Harga ikan di sejumlah pasar tradisional dan tempat pendaratan ikan di Kota Kupang mengalami kenaikan yang cukup signifikan akibat angin kencang dan gelombang tinggi atau cuaca buruk yang terjadi di sejumlah wilayah perairan di Nusa Tenggara Timur.

"Tangkapan nelayan tidak banyak, sehingga harga ikan saat ini cukup tinggi," kata Leo pedagang ikan di pasar Naikoten, Kota Kupang, Senin, (26/2/2024).

Dia mengatakan bahwa dirinya terpaksa menjual ikan cakalang dengan harga Rp75 ribu per kilogramnya dari sebelumnya hanya Rp50 ribu.

Leo mengaku bahwa saat ini ikan dengan ukuran besar seperti cakalang, ikan kerapu, ekor kuning sulit ditemukan di pasaran karena tidak banyak nelayan yang melaut.

"Dibandingkan dengan hari biasa, ikan ukuran besar melimpah dan harganya juga tidak mahal," ujar dia.

Abdul, seorang nelayan yang ditemui di tempat pendaratan ikan (TPI) Tenau Kupang, mengaku saat ini berbagai jenis ikan cukup sulit di dapat, apalagi ikan dasar atau ikan besar.

Abdul mengaku dia dan rekannya hanya mampu menangkap ikan-ikan ukuran kecil seperti tongkol kecil, kombong dan beberapa jenis ikan lainnya.

"Kalau cuaca seperti ini memang sulit dapat ikan yang melimpah, disamping itu juga bulan terang, berpengaruh juga untuk tangkapan ikan," tambah dia.

Sebelumnya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau nelayan dan operator kapal agar mewaspadai Gelombang Tinggi diatas dua meter hari ini di 4 Laut NTT.

Menurut BMKG empat wilayah perairan di NTT berpotensi Gelombang Tinggi di atas dua meter hari ini yakni Selat Sumba bagian Barat, Perairan Pulau Sawu hingga Kupang- Pulau Rote, Laut Sawu dan Samudera Hindia Selatan Banten hingga NTT.

Baca juga: Nelayan di Kupang sebut tangkapan ikan berkurang akibat cuaca buruk
Baca juga: Sebanyak 4.086 ton ikan dari Labuan Bajo diekspor ke Malaysia dan Singapura
Baca juga: Nelayan Larantuka bantu 200 kg hasil laut untuk pengungsi Gunung Lewotobi


Selain itu nelayan dan operator kapal juga diimbau untuk mewaspadai Perairan Selatan Jawa Timur hingga Pulau Sumba.

Pola angin di wilayah Indonesia bagian utara umumnya bergerak dari Barat Laut - Timur Laut dengan kecepatan angin berkisar 6 hingga 20 knot, sedangkan di wilayah Indonesia bagian selatan umumnya bergerak dari Barat Daya - Barat Laut dengan kecepatan 8 hingga 25 knot. Kecepatan angin tertinggi terpantau di Samudra Hindia selatan NTT.